Sekolah Rakyat Bengkulu Buka Akses Pendidikan Gratis untuk Anak Miskin

Rabu, 16 Juli 2025 | 08:52:30 WIB
Sekolah Rakyat Bengkulu Buka Akses Pendidikan Gratis untuk Anak Miskin

JAKARTA - Upaya mengentaskan kemiskinan ekstrem kini tak lagi sebatas pada bantuan sosial. Pemerintah kini menyasar akar masalah melalui jalur pendidikan. Salah satu langkah nyata yang kini terlihat adalah kehadiran Sekolah Rakyat di berbagai daerah, termasuk di Provinsi Bengkulu. Sekolah ini menjadi simbol perubahan sosial yang konkret bagi anak-anak dari keluarga miskin yang selama ini terbatas akses pendidikannya.

Tidak seperti sekolah formal pada umumnya, Sekolah Rakyat menawarkan layanan pendidikan gratis berbasis asrama yang menyeluruh, mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA. Semua biaya operasional  mulai dari pendidikan, konsumsi, hingga tempat tinggal ditanggung sepenuhnya oleh negara. Bahkan, beberapa sekolah juga melengkapi fasilitas mereka dengan laboratorium, dapur umum, hingga kebun hidroponik sebagai sarana belajar tambahan.

Di Kota Bengkulu, keberadaan Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 6 yang berlokasi di Sentra “Dharma Guna”, unit pelaksana teknis milik Kementerian Sosial RI, menjadi bentuk nyata dari misi pemerintah dalam menciptakan pendidikan yang inklusif.

Penjabat Sekretaris Daerah (Pj. Sekda) Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, yang hadir sebagai pembina apel di sekolah tersebut, memberikan pesan yang sarat makna kepada para siswa. Ia menyampaikan pentingnya menghargai kesempatan emas ini sebagai langkah awal menuju perubahan hidup.

“Kalian sangat beruntung bisa diterima di sekolah ini. Karena selain fasilitas pendidikan, makan dan asrama juga disediakan secara gratis. Semuanya ditanggung pemerintah. Jadi, manfaatkanlah kesempatan ini. Belajarlah dengan tekun untuk meraih cita-cita,” kata Herwan di hadapan para siswa.

Sebagai program prioritas yang digagas langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, Sekolah Rakyat tidak hanya menjadi tempat menuntut ilmu, tapi juga wadah penguatan karakter dan keterampilan hidup. Dengan pendekatan kurikulum nasional yang disesuaikan, metode belajar di sekolah ini dirancang lebih personal, fleksibel, dan responsif terhadap kebutuhan peserta didik.

Menurut Syam Wuryani, Kepala Sentra “Dharma Guna” Bengkulu, mayoritas siswa yang diterima berasal dari keluarga berpenghasilan sangat rendah. Banyak dari mereka adalah anak buruh harian lepas, sopir, dan pedagang kecil. Untuk memastikan penerima manfaat benar-benar tepat sasaran, proses seleksi dilakukan melalui verifikasi ketat dan melibatkan banyak pihak, termasuk pendamping PKH, Dinas Sosial Provinsi dan Kota, Dinas Pendidikan, serta Badan Pusat Statistik (BPS).

“Sekitar 70 persen orang tua siswa bekerja sebagai buruh harian lepas. Sisanya ada yang bekerja sebagai sopir, pedagang, dan pekerjaan informal lainnya,” ungkap Syam.

Hingga kini, SRMA 6 Kota Bengkulu telah menampung 95 siswa, terdiri dari 50 laki-laki dan 45 perempuan. Mereka dibagi ke dalam empat rombongan belajar, dengan rata-rata 25 siswa per kelas. Menurut Yuliarma Yenni, Kepala Sekolah SRMA 6, para siswa saat ini sedang menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah sebagai tahap awal beradaptasi dengan sistem baru.

“Jumlah siswa saat ini 95 orang, terdiri dari 50 laki-laki dan 45 perempuan. Mereka terbagi dalam empat rombongan belajar, dengan rata-rata 25 siswa per kelas,” ujar Yuliarma.

Selain pemerintah dan penyelenggara sekolah, orang tua siswa juga turut merasakan dampak positif dari program ini. Salah satunya adalah Rian, ayah dari salah satu siswa. Ia tidak dapat menyembunyikan rasa syukurnya saat mengetahui anaknya bisa mengenyam pendidikan berkualitas tanpa harus membebani ekonomi keluarga.

“Saya sangat berterima kasih kepada pemerintah pusat dan daerah karena anak saya bisa mendapatkan pendidikan yang layak, tempat tinggal yang nyaman, dan makanan yang cukup. Saya ini kerja serabutan, apa saja saya kerjakan, tukang, bersih-bersih. Untuk kebutuhan harian saja sudah sulit, apalagi untuk biaya sekolah,” katanya penuh haru.

Fasilitas yang tersedia di Sekolah Rakyat ini cukup lengkap untuk menunjang proses belajar mengajar dan pengembangan siswa. Dalam kunjungannya, Pj. Sekda bersama para pejabat sekolah turut meninjau kelas, laboratorium komputer, asrama putra dan putri, dapur umum, hingga kebun hidroponik. Kehadiran sarana seperti ini membuat siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga keterampilan praktis yang berguna dalam kehidupan mereka kelak.

Lebih dari sekadar program pendidikan, Sekolah Rakyat digadang menjadi strategi pemutus mata rantai kemiskinan antargenerasi. Dengan memberi akses pendidikan bermutu bagi kelompok rentan, pemerintah berharap generasi muda di daerah seperti Bengkulu bisa bangkit dan memiliki kesempatan yang sama dengan anak-anak dari latar belakang ekonomi lebih mapan.

Kehadiran SRMA 6 di Bengkulu menjadi bukti bahwa perubahan sosial tidak melulu harus berawal dari kota besar atau pusat pemerintahan. Justru dari daerah-daerah inilah langkah konkret pemerataan pendidikan dapat tumbuh dan berkembang, membawa harapan baru bagi anak-anak Indonesia untuk menatap masa depan yang lebih cerah.

Terkini

Penyeberangan Tigaras Simanindo Kembali Beroperasi

Kamis, 17 Juli 2025 | 08:54:01 WIB

Manfaat Madu untuk Kecantikan Kulit

Kamis, 17 Juli 2025 | 14:01:32 WIB

10 Destinasi Wisata Ramah Muslim

Kamis, 17 Juli 2025 | 14:04:30 WIB

Dominasi BYD di Pasar EV Kian Kuat

Kamis, 17 Juli 2025 | 14:11:14 WIB