Taufik Hidayat Wamen ke 26 yang Jadi Komisaris di BUMN

Kamis, 10 Juli 2025 | 09:00:26 WIB
Taufik Hidayat Wamen ke 26 yang Jadi Komisaris di BUMN

JAKARTA - Perjalanan karier Taufik Hidayat kembali menarik perhatian publik. Legenda bulu tangkis Indonesia yang kini menjabat sebagai Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora) secara resmi dipercaya mengemban peran baru sebagai Komisaris di PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), anak usaha PT PLN (Persero). Penunjukan ini menambah daftar pejabat publik yang merambah ke struktur dewan komisaris di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Informasi ini disampaikan oleh Anggawira, tokoh muda sekaligus Sekretaris Jenderal HIPMI, yang juga baru dilantik sebagai komisaris PLN EPI. Menurutnya, Taufik Hidayat telah resmi diangkat menjadi bagian dari dewan komisaris perusahaan sejak akhir Juni 2025. Keduanya disebut menerima tujuh arahan strategis dari pemegang saham sebagai panduan dalam menjalankan tugas baru mereka di perusahaan energi tersebut.

Penunjukan ini mencerminkan tren yang berkembang dalam struktur BUMN di Indonesia, yakni pelibatan figur-figur publik dan pejabat aktif untuk menduduki jabatan strategis di perusahaan negara. Taufik Hidayat, dengan latar belakang olahraga dan kepemimpinan publik, dinilai memiliki kapabilitas dan pengalaman yang mampu memberikan kontribusi positif dalam memajukan sektor energi, khususnya dalam hal pengawasan dan penajaman kebijakan di PLN EPI.

PLN Energi Primer Indonesia merupakan subholding strategis PLN yang memiliki tanggung jawab besar terhadap penyediaan dan distribusi energi primer, seperti batu bara, gas bumi, biomassa, dan LNG. Perusahaan ini memegang peranan penting dalam memastikan pasokan energi yang andal, efisien, dan berkelanjutan bagi kebutuhan nasional.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi PLN EPI saat ini adalah bagaimana menjamin ketahanan pasokan energi primer dalam jangka panjang di tengah dinamika geopolitik, volatilitas harga komoditas, dan transisi global menuju energi yang lebih ramah lingkungan. Di sinilah peran dewan komisaris menjadi vital, sebagai pengawas dan mitra strategis manajemen dalam menyusun kebijakan jangka panjang yang responsif dan adaptif.

Taufik Hidayat sendiri mengungkapkan rasa syukurnya atas penunjukan tersebut. Ia menyatakan bahwa amanah ini merupakan bentuk kepercayaan yang besar, dan dirinya berkomitmen untuk menjalankan peran barunya dengan sebaik mungkin.

“Alhamdulillah diberi amanah. InsyaAllah bisa bekerja dengan baik. Amin,” ujar Taufik singkat saat dikonfirmasi media.

Meski berasal dari latar belakang olahraga, kiprah Taufik dalam dunia birokrasi bukan hal baru. Sebelum menduduki posisi sebagai Wamenpora, ia dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan pengembangan pemuda. Ia juga turut terlibat dalam proyek pembangunan fasilitas olahraga yang bekerja sama dengan PLN, seperti peresmian Filari Sport Center beberapa waktu lalu. Rekam jejak ini menunjukkan keterkaitannya dengan sektor energi, meskipun secara tidak langsung.

Tugas Taufik dan para komisaris lainnya di PLN EPI mencakup sejumlah target besar. Di antaranya, mendorong efisiensi dalam rantai pasok energi primer, mempercepat pembangunan infrastruktur gas dan LNG, mendukung inisiatif transisi energi nasional melalui pengembangan biomassa, bio-CNG, hingga green hydrogen. Selain itu, digitalisasi rantai pasok dan optimalisasi portofolio energi juga menjadi bagian dari fokus utama perusahaan.

Penunjukan figur publik seperti Taufik Hidayat tentu tidak lepas dari pro dan kontra. Di satu sisi, keterlibatan sosok berpengaruh bisa memberikan nilai tambah dalam membangun kepercayaan publik terhadap BUMN. Namun, di sisi lain, publik juga menuntut transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan kebijakan serta efektivitas kontribusi yang diberikan oleh para komisaris baru ini.

Menurut pengamat kebijakan publik, pelibatan pejabat aktif di dewan komisaris BUMN dapat berdampak positif jika dijalankan dengan prinsip profesionalisme. Tantangannya adalah menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan antara tugas sebagai pejabat negara dan peran sebagai pengawas korporasi.

“Komisaris bukan hanya posisi simbolis. Mereka memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga arah strategis dan akuntabilitas perusahaan. Jika figur seperti Taufik bisa menjembatani sektor publik dan korporasi, ini bisa menjadi model yang baik,” ujar seorang pengamat yang enggan disebutkan namanya.

Sebagai tambahan, PLN EPI saat ini tengah menjalankan proyek strategis nasional yang menargetkan peningkatan bauran energi terbarukan hingga 23 persen pada 2025. Perusahaan juga ditugaskan untuk memperluas jaringan distribusi energi ke wilayah-wilayah terpencil sebagai bagian dari misi pemerataan energi nasional.

Di tengah target ambisius itu, keterlibatan tokoh publik seperti Taufik bisa membawa perspektif baru, terutama dalam menjalin komunikasi lintas sektor, memperluas dukungan stakeholder, dan mempromosikan nilai-nilai keberlanjutan kepada masyarakat luas.

Kini, publik menanti bagaimana kontribusi nyata Taufik Hidayat di kursi komisaris PLN EPI. Apakah mantan atlet legendaris ini mampu mentransformasikan semangat juangnya di lapangan ke dalam dunia pengawasan energi nasional, masih akan terlihat dalam waktu dekat. Yang jelas, penunjukan ini menjadi simbol bahwa pengabdian kepada negara bisa dilakukan melalui berbagai jalur—baik dari arena olahraga, pemerintahan, maupun sektor energi.

Terkini