MIND ID Jaga Laut Lewat Program Keberlanjutan

Rabu, 09 Juli 2025 | 11:01:01 WIB
MIND ID Jaga Laut Lewat Program Keberlanjutan

JAKARTA - Dalam dinamika industri pertambangan yang berkembang pesat, PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) tidak hanya mengejar target ekonomi dan hilirisasi semata. Holding BUMN sektor pertambangan tersebut kini menegaskan komitmen barunya: menjaga keberlanjutan ekosistem laut Indonesia sebagai bagian dari ruang operasional dan tanggung jawab lingkungan yang tak terpisahkan dari aktivitas bisnisnya.

Sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, Indonesia menyimpan potensi kelautan luar biasa. Kesadaran ini mendorong MIND ID mengintegrasikan berbagai upaya lingkungan dalam setiap kegiatan operasionalnya, utamanya yang bersinggungan langsung dengan wilayah pesisir dan laut.

Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamsoeddin, menyampaikan bahwa pemanfaatan laut sebagai jalur logistik maupun area operasional pertambangan harus tetap sejalan dengan prinsip keberlanjutan lingkungan. Hal tersebut disampaikan dalam ajang “Kolaborasi dan Sinergi Grup MIND ID bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)” pada 2 Juli 2025 lalu.

“Kami percaya, memanfaatkan sumber daya mineral ini bukan berarti mengabaikan lingkungan, baik darat maupun wilayah laut. Justru, laut harus dijaga karena telah memberikan manfaat besar bagi Indonesia,” ungkap Maroef.

Melalui pendekatan strategis tersebut, MIND ID mengarahkan anak usahanya untuk tak sekadar mengantongi izin pemanfaatan ruang laut, melainkan juga menjalankan berbagai program pemulihan ekologi secara komprehensif. Fokus utama ditekankan pada harmoni antara pertumbuhan industri dan konservasi laut secara berkesinambungan.

Salah satu bentuk nyata dari komitmen itu diwujudkan dalam program Fishing Ground, yaitu inisiatif peningkatan biodiversitas laut melalui penurunan rumpon atau rumah ikan buatan. Sepanjang 2024, MIND ID telah menempatkan sebanyak 133 rumpon di perairan Bangka Belitung. Langkah ini terbukti membantu pemulihan populasi ikan dan berdampak ekonomi positif bagi masyarakat nelayan lokal.

Tak hanya itu, Grup MIND ID juga konsisten menjalankan program penanaman mangrove di wilayah pesisir. Mangrove menjadi benteng alami yang sangat penting, tak hanya melindungi dari abrasi dan intrusi air laut, tetapi juga menjaga keberlangsungan habitat laut. Tercatat, lebih dari 56.500 bibit mangrove telah ditanam selama tahun 2024 di wilayah Bangka Belitung dan Sumatera Utara.

“Kegiatan kami selalu mengikuti perizinan yang berlaku dan didukung oleh upaya pelestarian lingkungan yang terencana serta berkelanjutan,” ujar Maroef, menekankan bahwa pengelolaan ruang laut perlu dilandasi tanggung jawab ekologis yang serius.

Sebagai bentuk kolaborasi lintas kelembagaan, Grup MIND ID menggandeng Direktorat Jenderal Penataan Ruang Laut KKP untuk memastikan bahwa seluruh pemanfaatan ruang laut dilakukan secara legal dan memperhatikan aspek pelestarian ekosistem. KKP juga turut memberi apresiasi atas inisiatif keberlanjutan yang dijalankan MIND ID selama ini.

Direktur Jenderal Penataan Ruang Laut KKP, Kartika Listriana, menyampaikan bahwa Indonesia memiliki 6,4 juta kilometer persegi wilayah laut yurisdiksi nasional dengan potensi kekayaan biodiversitas luar biasa. Ia menyebut terdapat lebih dari 8.500 spesies laut, 50.875 km² terumbu karang, hampir 3.000 km² padang lamun, dan 33.641 km² hutan mangrove tersebar di perairan nasional.

Selain itu, Indonesia juga menjadi rumah bagi 16 kawasan konservasi laut yang telah diakui UNESCO sebagai biosfer dan taman bumi dunia. Potensi ini menjadikan nilai ekonomi kelautan Indonesia diperkirakan mencapai 3 hingga 6 triliun dolar AS dari sumber daya dan jasa ekosistem laut.

Dalam konteks tersebut, Kartika menegaskan bahwa peran industri seperti MIND ID sangat dibutuhkan untuk memperkuat tata kelola laut yang berkelanjutan. “KKP telah menerbitkan 46 Persetujuan KKPRL untuk Grup MIND ID, dengan total Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang terbayar mencapai Rp165,33 miliar. Persetujuan ini mencakup kegiatan pertambangan di laut, terminal khusus, dan terminal untuk kepentingan sendiri,” jelasnya.

Ia menambahkan, kolaborasi strategis dengan perusahaan besar seperti MIND ID dapat memperkuat praktik tata kelola laut yang berorientasi keberlanjutan serta mempercepat transformasi ekologi nasional.

Dalam kacamata Maroef, apa yang dilakukan MIND ID bukan sekadar pemenuhan regulasi atau corporate social responsibility (CSR), melainkan bagian integral dari filosofi bisnis yang bertanggung jawab. Pemanfaatan ruang laut, menurutnya, adalah keniscayaan dalam pembangunan nasional. Namun industrialisasi tidak boleh berjalan sendiri tanpa mempertimbangkan aspek lingkungan secara serius.

“Inilah model pembangunan yang kami dorong: bagaimana industrialisasi tetap bisa berjalan seiring dengan program perbaikan ekologi. Karena pada akhirnya, keberlanjutan adalah kunci dari keberhasilan jangka panjang,” ujar Maroef.

Langkah strategis MIND ID ini menjadi contoh konkret bahwa transformasi industri dapat berjalan paralel dengan pelestarian lingkungan. Melalui pendekatan holistik yang mencakup perizinan legal, program restorasi ekosistem, hingga kolaborasi dengan kementerian teknis, MIND ID berharap bisa menciptakan sinergi antara ekonomi biru dan pertambangan hijau di Indonesia.

Dengan visi menjaga laut sebagai aset bangsa, dan bukan sekadar ruang operasional industri, MIND ID ingin menjadi pelopor baru dalam menjaga keberlanjutan Indonesia dari laut hingga daratan.

Terkini