JAKARTA - Langkah Presiden Prabowo Subianto dalam membangun jejaring diplomasi global terus bergulir. Setelah menyelesaikan agenda strategis di Arab Saudi, Presiden tiba di Brasil sebagai kelanjutan dari misi luar negeri yang intensif. Kali ini, Brasil menjadi titik fokus diplomatik berikutnya seiring dengan kehadiran Presiden dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang diselenggarakan di Museum of Modern Art, Rio de Janeiro.
Kedatangan Presiden Prabowo di Bandara Galeao Air Base, Rio de Janeiro, menandai partisipasi aktif Indonesia dalam forum internasional yang semakin berpengaruh. Sambutan resmi diterima langsung dari pihak pemerintah Brasil, yang diwakili oleh Dubes Laudemar Goncalves de Aguiar Neto dari Kementerian Luar Negeri Brasil dan sejumlah pejabat Angkatan Udara Brasil. Dari delegasi Indonesia, tampak hadir Duta Besar RI untuk Brasilia, Edi Yusup, serta Atase Pertahanan KBRI Brasilia.
Kehadiran Prabowo bukan sekadar agenda seremoni, tetapi bagian dari strategi besar diplomasi luar negeri yang telah menjadi penekanan sejak awal masa pemerintahannya. Mengambil peran dalam KTT BRICS menjadi simbol kuat atas arah kebijakan luar negeri Indonesia yang aktif, seimbang, dan non-blok, sejalan dengan semangat Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955.
KTT BRICS dan Konteks Indonesia
KTT BRICS kali ini mengusung tema besar tentang penguatan kerja sama global di tengah dinamika geopolitik yang terus berubah. Meskipun Indonesia belum menjadi anggota tetap BRICS (yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan), kehadiran Presiden Prabowo menandai ketertarikan dan komitmen Indonesia untuk terlibat lebih aktif dalam dialog global lintas kawasan.
Dalam pernyataannya, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menyebut BRICS sebagai pewaris semangat Gerakan Non-Blok dan Konferensi Asia-Afrika. Penegasan itu disampaikan langsung di hadapan Presiden Prabowo, yang merupakan pemimpin dari negara penyelenggara Konferensi Bandung 1955 — peristiwa penting yang melahirkan kesadaran global akan pentingnya kemerdekaan, perdamaian, dan keadilan internasional.
Presiden Prabowo dipandang sebagai tokoh penting dalam menghidupkan kembali semangat kolaborasi Global South, sebuah wacana yang kini makin relevan di tengah krisis multilateralisme dan ketimpangan pembangunan. Tidak hanya simbolik, kehadiran Prabowo juga mempertegas posisi Indonesia sebagai mitra strategis dalam percaturan global, khususnya dengan negara-negara berkembang yang tergabung dalam BRICS.
Diplomasi Maraton, Pesan Strategis
Lawatan Presiden ke Brasil melanjutkan rangkaian kunjungan luar negeri yang telah dirancang secara sistematis. Sebelumnya, Prabowo menyambangi Kerajaan Arab Saudi, menegaskan hubungan bilateral dan penjajakan kerja sama pertahanan, investasi, dan ketahanan pangan.
Dalam konteks ini, perjalanan ke Brasil tidak hanya memperkuat poros diplomasi Selatan-Selatan, tetapi juga menjadi bagian dari agenda politik luar negeri yang lebih proaktif. Presiden ingin memastikan bahwa Indonesia hadir dalam forum-forum penting dunia, membawa suara Asia Tenggara, dan menjalin koneksi lintas benua yang berorientasi pada pembangunan inklusif.
Kehadiran Presiden Prabowo di forum global seperti BRICS juga memunculkan peluang kerja sama baru, terutama di bidang teknologi, energi terbarukan, pertahanan, dan penguatan struktur keuangan alternatif di luar dominasi negara-negara maju.
Hubungan Indonesia-Brasil: Arah Kolaborasi Baru
Brasil bukan sekadar lokasi pertemuan, tetapi juga mitra potensial yang memiliki sejarah panjang dengan Indonesia. Kedua negara sama-sama anggota G20 dan memiliki kesamaan visi dalam memperjuangkan perdagangan internasional yang adil dan pembangunan berkelanjutan.
Melalui pertemuan bilateral yang dijadwalkan di sela KTT BRICS, diharapkan akan ada penguatan kerja sama sektor strategis seperti agrikultur, industri bioenergi, pertahanan, dan pengembangan teknologi ramah lingkungan. Kedekatan antara Indonesia dan Brasil diharapkan terus meningkat, terutama mengingat potensi besar kedua negara sebagai kekuatan ekonomi regional di masing-masing benua.
Simbolisme Sambutan Hangat
Sambutan yang diberikan kepada Presiden Prabowo saat tiba di Galeao Air Base bukan hanya bentuk kehormatan protokoler, tetapi juga mencerminkan penghargaan pemerintah Brasil terhadap pentingnya peran Indonesia di panggung internasional.
Kehadiran Dubes Laudemar Goncalves dan jajaran pejabat Brasil menegaskan bahwa Indonesia dipandang sebagai mitra strategis. Terlebih dengan partisipasi aktif dalam forum BRICS, posisi Indonesia sebagai negara non-anggota yang diundang secara khusus menunjukkan pengakuan atas kontribusi global Indonesia, terutama dalam isu-isu multipolarisme dan keadilan global.
Momentum Baru di Awal Pemerintahan
Langkah Prabowo menuju Brasil merupakan bagian dari komitmen pemerintahannya untuk memperkuat diplomasi ekonomi dan politik. Presiden memahami bahwa penguatan posisi Indonesia tidak cukup hanya di tingkat domestik, namun juga harus tercermin dalam hubungan internasional yang adaptif dan konstruktif.
Dengan latar belakang militer dan pengalaman panjang dalam bidang pertahanan, Prabowo membawa pendekatan disiplin dan strategis dalam merancang peta diplomasi Indonesia. Kunjungan ini menjadi langkah awal dari serangkaian kebijakan luar negeri yang akan mewarnai lima tahun pemerintahannya ke depan.
Kedatangan Presiden Prabowo Subianto di Brasil untuk menghadiri KTT BRICS bukanlah kunjungan biasa. Ia mencerminkan arah baru diplomasi Indonesia yang lebih mandiri, progresif, dan strategis. Dengan semangat kerja sama Global South dan nilai-nilai Konferensi Asia-Afrika, Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo mulai menegaskan dirinya sebagai kekuatan diplomatik yang menjembatani dunia.