Ini Destinasi Wisata Edukasi di Kota Pekanbaru

Jumat, 04 Juli 2025 | 10:19:28 WIB
Ini Destinasi Wisata Edukasi di Kota Pekanbaru

JAKARTA - Di tengah derasnya arus urbanisasi dan digitalisasi, ruang terbuka yang mengajarkan anak-anak berinteraksi langsung dengan alam semakin langka. Namun, sebuah inisiatif sederhana dari seorang warga Pekanbaru berhasil menghadirkan alternatif yang bukan hanya edukatif, tetapi juga menyenangkan dan bernilai kultural. Kampoeng Rabbits, demikian tempat ini dinamakan, menjadi bukti bahwa lahan kosong pun bisa disulap menjadi ruang belajar yang hidup, interaktif, dan menyatukan banyak unsur kehidupan.

Berbeda dari taman kelinci biasa, Kampoeng Rabbits mengusung konsep yang lebih luas, yaitu menggabungkan edutainment, wisata alam, dan pengembangan kreativitas. Terletak di jantung Kota Pekanbaru, tempat ini bukan hanya menjadi destinasi liburan keluarga, tetapi juga telah menjelma sebagai ruang alternatif pembelajaran luar ruang bagi sekolah, komunitas, hingga keluarga yang ingin membangun kedekatan emosional secara lebih alami.

Dari Mimpi ke Realita: Inspirasi di Balik Kampoeng Rabbits

Adalah Putriyana, sosok di balik berdirinya Kampoeng Rabbits. Ia melihat peluang di tengah keterbatasan—melihat potensi dari lahan tak terpakai yang kerap dianggap tidak bernilai. Alih-alih membiarkannya terbengkalai, Putriyana memilih untuk menghadirkan sesuatu yang berdampak positif bagi masyarakat sekitar, terutama anak-anak.

“Saya ingin menciptakan tempat di mana anak-anak bisa bersentuhan langsung dengan hewan, mengenal alam, dan belajar keterampilan yang bisa menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan,” ujar Putriyana dalam sebuah sesi wawancara.

Niat mulianya tak berhenti pada interaksi dengan kelinci. Kampoeng Rabbits tumbuh menjadi ruang ekosistem kreatif yang menawarkan berbagai kegiatan edukatif, seperti belajar membatik, membuat ecoprint, mengenal jenis-jenis kelinci, hingga memahami pola makan dan habitat hewan berbulu lembut ini.

Edukasi Lewat Aktivitas: Belajar Tanpa Dinding Kelas

Konsep pembelajaran di Kampoeng Rabbits sangat berbeda dengan metode konvensional di ruang kelas. Di sini, anak-anak dan pengunjung dewasa diajak belajar melalui pengalaman langsung—memberi makan kelinci, menyentuh, bermain, dan mempelajari cara merawatnya. Proses ini tidak hanya memperkuat aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif seperti empati, kasih sayang, dan tanggung jawab.

Salah satu kegiatan favorit pengunjung adalah membatik dan membuat ecoprint, yakni proses memindahkan pola daun dan bunga ke atas kain menggunakan pewarna alami. Aktivitas ini bukan hanya memperkenalkan seni tradisional kepada generasi muda, tetapi juga mengajarkan pentingnya menghargai alam.

“Anak-anak zaman sekarang lebih banyak pegang gadget. Di sini mereka diajak berkotor-kotor, main lumpur, belajar langsung dari alam. Ini penting agar mereka punya kepekaan sosial dan lingkungan,” jelas Putriyana.

Tempat Liburan Keluarga dan Healing Komunitas

Dalam beberapa tahun terakhir, Kampoeng Rabbits juga menjadi alternatif destinasi wisata keluarga yang diminati. Di tengah padatnya kegiatan orang tua dan anak-anak yang lekat dengan layar digital, tempat ini menawarkan ruang rekreasi yang membangun kedekatan emosional antaranggota keluarga.

Banyak komunitas pendidikan informal dan sekolah alam di Pekanbaru menjadikan Kampoeng Rabbits sebagai lokasi outing class atau kegiatan kunjungan edukatif. Anak-anak diajak belajar sambil bermain, sementara orang tua bisa beristirahat di gazebo alami yang tersebar di area tersebut.

Tak sedikit pula pengunjung dewasa yang datang hanya untuk menikmati ketenangan, memberi makan kelinci, atau sekadar bersantai di bawah rindangnya pepohonan. Suasana damai, udara segar, dan suara alam menjadikan tempat ini sebagai ruang healing yang alami bagi warga kota.

Memperkuat Nilai Ekonomi dan Sosial

Tak hanya berdampak pada pendidikan dan lingkungan, Kampoeng Rabbits juga turut mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar. Dalam operasionalnya, Putriyana melibatkan warga lokal, terutama ibu-ibu dan pemuda, sebagai tenaga pengelola, instruktur batik, penjaga area, dan pemandu edukasi.

Produk-produk lokal seperti batik ecoprint, makanan ringan rumahan, dan kerajinan tangan juga dipasarkan di area ini. Dengan demikian, Kampoeng Rabbits tak hanya memberi nilai tambah edukatif, tapi juga menciptakan peluang ekonomi kreatif yang berkelanjutan.

“Saya tidak mau Kampoeng Rabbits hanya jadi tempat main. Harus ada dampak. Baik untuk anak-anak, orang tua, maupun lingkungan sosial sekitarnya,” tutur Putriyana dengan semangat.

Menuju Masa Depan: Pengembangan Berbasis Komunitas

Meski sudah cukup dikenal, Putriyana masih terus mengembangkan Kampoeng Rabbits. Ke depan, ia berencana menambah fasilitas edukatif seperti taman hidroponik, rumah lebah, serta ruang belajar terbuka untuk mendukung kegiatan sekolah-sekolah di wilayah Pekanbaru dan sekitarnya.

Ia juga tengah membangun kemitraan dengan institusi pendidikan dan komunitas lingkungan guna memperluas cakupan kegiatan, dari sekadar wisata keluarga menjadi pusat edukasi luar ruang berbasis komunitas dan pelestarian lingkungan.

Dengan pendekatan yang menyentuh banyak dimensi—pendidikan, lingkungan, budaya, dan sosial ekonomi—Kampoeng Rabbits layak menjadi model inovasi sosial di tingkat lokal yang bisa direplikasi di berbagai daerah lainnya.

Kampoeng Rabbits bukan sekadar destinasi wisata, melainkan sebuah ruang transformasi. Ia adalah contoh nyata bagaimana inisiatif lokal, ketika digerakkan oleh visi yang jelas dan niat yang tulus, mampu menghadirkan perubahan yang berdampak luas. Dari lahan kosong menjadi ruang hidup; dari mimpi menjadi inspirasi—semuanya tumbuh bersama kelinci dan tangan-tangan yang peduli.

Terkini

Tiket Kapal Pelni Surabaya Jakarta Mulai Rp183 Ribu

Rabu, 16 Juli 2025 | 14:16:58 WIB

KAI Pasang PLTS di 10 Fasilitas

Rabu, 16 Juli 2025 | 14:20:10 WIB

Garuda Indonesia Buka Rute Umrah dari Palembang

Rabu, 16 Juli 2025 | 14:23:00 WIB

Strategi Transportasi Rendah Emisi Indonesia

Rabu, 16 Juli 2025 | 14:28:23 WIB

Harga Sembako Stabil di Pacitan

Rabu, 16 Juli 2025 | 14:33:03 WIB