Donor Ginjal Tak Bahayakan Kesehatan, Kata Dokter

Jumat, 04 Juli 2025 | 09:10:07 WIB
Donor Ginjal Tak Bahayakan Kesehatan, Kata Dokter

JAKARTA - Selama ini, masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa mendonorkan salah satu ginjal berarti mengorbankan kesehatan sendiri. Namun, pernyataan dari para ahli medis mengungkapkan fakta yang justru sebaliknya. Donor ginjal tidak hanya aman dilakukan, tetapi dalam banyak kasus justru mendatangkan manfaat kesehatan bagi pendonornya.

Prof Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp.U(K), FICRS, Ph.D, seorang dokter spesialis urologi konsultan uro-onkologi di RSCM, menjelaskan bahwa hasil riset menunjukkan bahwa para pendonor ginjal dapat hidup lebih baik dan sehat dibandingkan mereka yang tidak melakukan donor. "Dari beberapa penelitian sebenarnya sudah menunjukkan bahwa orang yang mendonorkan ginjalnya bisa hidup lebih baik dan lebih sehat, dibandingkan kita (bukan pendonor)," katanya, dikutip dari Kompas.com.

Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa seseorang yang lolos sebagai donor ginjal biasanya adalah individu yang memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya menjaga kesehatan. Ini karena proses skrining untuk menjadi pendonor sangat ketat dan menyeluruh. "Karena kita berharap dengan mendonorkan ginjal yang satu itu, donor ini perlu juga tetap hidup lebih lama atau hidup cukup baik," ungkapnya.

Proses skrining yang ketat tersebut mencakup pemeriksaan kondisi kesehatan secara menyeluruh, risiko operasi, hingga pemilihan ginjal mana yang lebih aman untuk diambil. Dalam praktiknya, ginjal sebelah kiri biasanya lebih sering dipilih karena secara anatomi lebih mudah diakses dan minim risiko. "Karena prinsipnya kan operasi ini juga akan memberikan beban bagi pasien. Jadi, tentu kita berharap bahwa operasi bisa seefisien mungkin," ucap Agus.

Kemajuan teknologi medis juga berperan penting dalam menjadikan transplantasi ginjal semakin aman. Kini, dengan metode laparoskopi, dokter dapat melakukan prosedur dengan sayatan minimal, yang membuat proses pemulihan menjadi lebih cepat dan risiko komplikasi menjadi lebih rendah. "Dengan laparoskopi ini, kita bisa melihat pembuluh darah dan organnya menjadi lebih jelas. Dan biasanya memang dengan operasi laparoskopi, penyembuhannya itu menjadi lebih cepat," tambahnya.

Namun, meskipun donor ginjal terbukti aman, ada sejumlah tips penting yang harus diperhatikan agar pendonor tetap menjalani hidup sehat pasca operasi. Karen Miller, RN, dari National Kidney Registry (NKR), memberikan panduan gaya hidup sehat bagi para pendonor ginjal.

Pertama, penting untuk mengatur asupan protein. Diet tinggi protein dapat membebani ginjal yang tersisa. Karen menyarankan konsumsi protein sebanyak 0,8 gram per kilogram berat badan per hari. Sumber protein yang baik mencakup daging tanpa lemak, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan, dan susu kedelai. Sedangkan makanan olahan seperti sosis, bacon, dan makanan kaleng sebaiknya dihindari.

Kedua, menjaga asupan cairan menjadi hal krusial. Minum air putih sesuai kebutuhan tubuh bisa mencegah batu ginjal dan menjaga fungsi ginjal tetap optimal. Kemenkes RI merekomendasikan konsumsi air putih sekitar dua liter atau delapan gelas per hari. Hindari minuman berkafein, alkohol, dan soda, terutama jenis cola yang bisa meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal.

Ketiga, pendonor perlu mengontrol asupan garam untuk menjaga tekanan darah tetap stabil. Karen menyarankan untuk memilih makanan segar, menggunakan rempah-rempah alami sebagai pengganti garam, dan membatasi konsumsi garam maksimal lima gram per hari seperti yang dianjurkan Kemenkes RI.

Keempat, konsumsi suplemen dan obat juga perlu diperhatikan. Tidak semua suplemen aman untuk ginjal. Karen merekomendasikan agar konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen atau vitamin tertentu. Ia juga memperingatkan bahaya dari beberapa suplemen herbal seperti ephedra, juniper, dan licorice. Untuk pereda nyeri, disarankan menggunakan paracetamol (acetaminophen) dibandingkan ibuprofen atau aspirin.

Kelima, kembalinya aktivitas fisik harus dilakukan secara bertahap. Umumnya, pendonor bisa mulai bekerja kembali dan melakukan aktivitas ringan setelah empat hingga enam minggu. Aktivitas berat dan olahraga kontak fisik sebaiknya dihindari selama masa pemulihan. Jika ingin kembali aktif berolahraga, disarankan menggunakan pelindung tubuh dan berkonsultasi dengan tim medis terlebih dahulu.

Keenam, melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala adalah keharusan. Pemeriksaan ini meliputi tes fungsi ginjal (GFR), tekanan darah, dan tes urine. Meskipun risiko komplikasi jangka panjang sangat kecil—yakni kurang dari satu persen—pemeriksaan rutin tetap penting sebagai langkah antisipatif.

Menurut Karen, pendonor ginjal umumnya memiliki kualitas hidup yang sama, bahkan lebih baik dari rata-rata populasi. Ini disebabkan oleh fakta bahwa mereka telah lolos seleksi kesehatan yang ketat sebelum operasi dan biasanya menjalani gaya hidup lebih sehat setelahnya. Selain itu, jika di masa depan seorang pendonor memerlukan transplantasi ginjal, mereka akan mendapat prioritas dalam daftar tunggu.

Kisah donor ginjal adalah bukti bahwa tindakan altruistik tidak harus mengorbankan kesehatan. Justru, dengan pendekatan yang tepat, gaya hidup sehat, dan dukungan medis yang memadai, seseorang bisa tetap hidup sehat bahkan setelah mendonorkan satu ginjal. Donor bukan hanya menyelamatkan nyawa orang lain, tetapi juga bisa menjadi jalan untuk menjalani hidup yang lebih bermakna dan berkualitas.

Terkini

Tiket Kapal Pelni Surabaya Jakarta Mulai Rp183 Ribu

Rabu, 16 Juli 2025 | 14:16:58 WIB

KAI Pasang PLTS di 10 Fasilitas

Rabu, 16 Juli 2025 | 14:20:10 WIB

Garuda Indonesia Buka Rute Umrah dari Palembang

Rabu, 16 Juli 2025 | 14:23:00 WIB

Strategi Transportasi Rendah Emisi Indonesia

Rabu, 16 Juli 2025 | 14:28:23 WIB

Harga Sembako Stabil di Pacitan

Rabu, 16 Juli 2025 | 14:33:03 WIB