Erick Thohir Tegaskan Butuh Fondasi Kuat untuk Hindari Gagal Lagi

Jumat, 04 Juli 2025 | 08:16:03 WIB
Erick Thohir Tegaskan Butuh Fondasi Kuat untuk Hindari Gagal Lagi

JAKARTA - Ketika antusiasme terhadap perkembangan sepak bola nasional sedang meningkat, perhatian publik kini mulai beralih ke cabang yang selama ini kurang mendapat sorotan: sepak bola putri. Kritik pun mulai bermunculan dari berbagai pihak karena hingga pertengahan tahun 2025, Liga Putri Indonesia belum juga digelar. Ketidakhadiran kompetisi ini dinilai sebagai kemunduran dalam upaya menciptakan ekosistem sepak bola yang inklusif dan setara gender.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menjadi sasaran utama kritik dari pecinta sepak bola dan pemerhati olahraga. Mereka mempertanyakan keseriusan federasi dalam membangun sepak bola putri yang sempat digadang-gadang menjadi prioritas pembenahan di awal kepemimpinan Erick. Namun di tengah derasnya tekanan publik, Erick memilih tidak tergesa-gesa menanggapi tuntutan tersebut.

Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa membangun liga profesional sepak bola putri membutuhkan perencanaan matang dan fondasi yang kokoh. Ia tidak ingin mengulangi kesalahan masa lalu, di mana kompetisi berjalan tanpa arah yang jelas dan akhirnya kembali mati suri.

“Saya tidak ingin dipaksa atau terburu-buru hanya karena hujatan. Kita harus membangun liga putri dengan sistem dan fondasi yang benar agar tidak berumur pendek seperti sebelumnya,” ujar Erick Thohir dalam keterangan pers.

Pengalaman Liga Putri yang Gagal Jadi Pelajaran Berharga

Pernyataan Erick merujuk pada pengalaman Liga 1 Putri yang sempat digelar pada 2019, namun tidak berlanjut ke musim-musim berikutnya. Kala itu, banyak klub mengeluhkan beban biaya operasional dan minimnya dukungan sponsor. Selain itu, infrastruktur serta SDM pelatih dan manajemen tim yang terbatas membuat kompetisi berlangsung tanpa visi jangka panjang.

Menurut Erick, menghindari pengulangan kegagalan tersebut jauh lebih penting dibanding sekadar memenuhi ekspektasi publik sesaat. Ia meyakini bahwa liga yang dibangun dengan kesiapan yang minim hanya akan menjadi proyek sementara tanpa dampak nyata terhadap pengembangan pemain, pelatih, atau kompetisi itu sendiri.

“Kita harus realistis. Kalau kita paksa liga digelar tanpa kesiapan klub, infrastruktur, dan dukungan finansial yang memadai, maka nasibnya akan sama dengan 2019. Itu tidak akan membantu perkembangan sepak bola putri,” tambahnya.

Ketimpangan Dukungan antara Sepak Bola Putra dan Putri

Kritik terhadap PSSI juga muncul karena ketimpangan perhatian antara sepak bola putra dan putri. Di saat Liga 1 dan Liga 2 putra berjalan normal dengan dukungan penuh dari sponsor, media, dan operator liga, sepak bola putri justru seolah terlupakan. Padahal, di berbagai negara maju, sepak bola putri sudah menjadi bagian dari industri olahraga yang berkembang pesat.

Beberapa pegiat olahraga perempuan menyuarakan keprihatinan atas lambannya gerak federasi. Mereka menilai PSSI belum menunjukkan itikad serius membangun ekosistem sepak bola putri yang berkesinambungan.

“Tidak cukup hanya bicara soal komitmen. Kita butuh tindakan nyata, termasuk mengalokasikan anggaran khusus, menyediakan fasilitas latihan, dan memastikan adanya regulasi yang mendorong partisipasi klub-klub profesional dalam membentuk tim putri,” ujar seorang aktivis olahraga perempuan kepada media lokal.

Tantangan Struktural: Klub, Sponsor, dan Regulasi

Di balik belum bergulirnya liga, sejumlah tantangan struktural memang masih menjadi batu sandungan. Salah satunya adalah minimnya kesiapan klub profesional untuk membentuk tim putri. Banyak klub yang mengaku kesulitan dari sisi pembiayaan dan kesenjangan sumber daya manusia.

Selain itu, daya tarik liga putri di mata sponsor dan pemilik media juga masih tergolong rendah. Hal ini berdampak pada tidak adanya insentif ekonomi yang cukup untuk mendorong klub berinvestasi pada sepak bola perempuan. Karena itu, Erick menilai perlu adanya peta jalan (roadmap) yang melibatkan semua pemangku kepentingan agar liga bisa beroperasi secara berkelanjutan.

“Kita tidak bisa menyuruh klub buat tim putri tanpa memastikan adanya dukungan finansial dan kompetisi yang jelas. Harus ada ekosistemnya dulu. Itu yang sedang kita bangun,” kata Erick.

PSSI saat ini tengah menyusun skema kerja sama dengan pemerintah dan pihak swasta untuk mendukung pendanaan serta promosi sepak bola putri. Termasuk menjajaki kemungkinan insentif bagi klub yang bersedia membentuk tim putri, seperti yang diterapkan di negara lain.

Harapan pada Tim Nasional Putri

Meski liga belum berjalan, Tim Nasional Putri Indonesia tetap berpartisipasi dalam sejumlah turnamen internasional. Namun, tanpa kompetisi domestik yang rutin, regenerasi pemain dan peningkatan kualitas individu menjadi hal yang sulit diwujudkan. Liga menjadi tulang punggung dalam menjaga performa pemain dan mencetak talenta baru.

Erick pun mengakui hal ini. Ia menyatakan bahwa keberadaan liga domestik yang sehat merupakan syarat mutlak bagi kemajuan Timnas Putri. Oleh karena itu, ia meminta waktu dan kepercayaan dari publik agar program yang sedang dirancang benar-benar solid dan berdampak jangka panjang.

“Kalau kita ingin Timnas Putri bersaing di Asia Tenggara, bahkan Asia, maka harus dimulai dari liga yang berkesinambungan. Kami tidak tinggal diam, tapi kami juga tidak mau gegabah,” ucapnya.

Menyeimbangkan Tekanan dan Tanggung Jawab

Kritik publik terhadap lambannya pelaksanaan Liga Putri Indonesia menunjukkan adanya harapan besar dari masyarakat terhadap kemajuan olahraga perempuan. Namun di sisi lain, membangun sebuah sistem kompetisi yang sehat, profesional, dan berkelanjutan memang membutuhkan waktu dan strategi yang terukur.

Langkah Erick Thohir untuk tidak gegabah menanggapi tekanan publik memang menuai pro dan kontra. Namun satu hal yang pasti, jika PSSI berhasil meletakkan fondasi kuat untuk sepak bola putri, maka keterlambatan ini bisa dibayar dengan keberhasilan jangka panjang.

Kini, publik tinggal menunggu bukti nyata dari PSSI. Sebab, komitmen sejati bukan hanya diukur dari pernyataan, tetapi dari aksi nyata di lapangan.

Terkini

Cuka Apel untuk Kesehatan Alami

Jumat, 18 Juli 2025 | 07:27:41 WIB

Wisata Pulau Eksotis Dekat Jakarta

Jumat, 18 Juli 2025 | 07:30:24 WIB

3 Shio Paling Hoki 18 Juli 2025

Jumat, 18 Juli 2025 | 08:21:15 WIB

Cirebon Ubah Sampah Jadi Energi Ramah Lingkungan

Jumat, 18 Juli 2025 | 08:23:20 WIB