Harga Emas Melonjak ke Level Tertinggi Sepekan, Peluang Jual atau Beli

Rabu, 02 Juli 2025 | 12:24:01 WIB
Harga Emas Melonjak ke Level Tertinggi Sepekan, Peluang Jual atau Beli

JAKARTA - Pergerakan harga emas dunia kembali menunjukkan tren positif dengan penutupan tertinggi dalam sepekan terakhir. Pada Selasa, 1 Juli 2025, harga emas di pasar spot menembus level US$ 3.339,1 per troy ons, melonjak 1,08% dari sehari sebelumnya. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak 23 Juni lalu, menandakan sentimen pasar yang kuat terhadap logam mulia di tengah dinamika ekonomi dan geopolitik global yang terus bergulir.

Penguatan harga emas ini berkaitan erat dengan pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Indeks Dollar Index, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama dunia, ditutup di posisi terlemah sejak Februari 2022, alias lebih dari tiga tahun terakhir. Pelemahan dolar ini menjadi faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas, sebab emas dihargai dalam dolar AS dan biasanya bergerak berbanding terbalik dengan nilai mata uang tersebut.

Salah satu penyebab melemahnya dolar adalah ketidakpastian politik dan fiskal di AS, khususnya terkait anggaran negara. Senat AS baru-baru ini menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) pajak yang diusulkan Presiden Donald Trump, yang mencakup pemotongan tarif pajak besar-besaran. Meski bertujuan merangsang ekonomi, langkah ini berpotensi memperbesar defisit fiskal AS secara signifikan.

Badan Anggaran Kongres AS memperkirakan defisit anggaran akan membengkak hingga US$ 3,3 triliun dalam sepuluh tahun mendatang. Komentar dari Commerzbank AG menyebutkan, “Risiko fiskal mungkin akan tiba,” yang semakin menambah kekhawatiran pasar terhadap kondisi keuangan AS.

Dalam kondisi defisit yang membesar, pemerintah AS diperkirakan akan lebih banyak menerbitkan surat utang untuk membiayai pengeluaran tersebut. Peningkatan pasokan dolar yang beredar membuat nilai dolar semakin tertekan. Akibatnya, emas menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lain selain dolar, sehingga permintaan terhadap emas meningkat.

Vivek Dhar, analis dari Commonwealth Bank of Australia, menyatakan kepada Bloomberg News, “Harga emas, walau agak turun dalam beberapa waktu terakhir, masih menyimpan potensi kenaikan dalam waktu dekat jika dolar AS terus melemah.”

Dari sisi teknikal, harga emas juga menunjukkan sinyal positif. Mengacu pada grafik harian, emas berada di zona bullish, dengan indikator Relative Strength Index (RSI) berada di angka 61, menandakan momentum penguatan yang masih berlanjut. Sementara itu, indikator Stochastic RSI menunjukkan posisi oversold pada level 2, yang biasanya menjadi pertanda peluang kenaikan harga setelah tekanan jual yang kuat.

Namun, ruang kenaikan harga emas hari ini dinilai tidak terlalu luas. Target resistensi terdekat diprediksi berada di level US$ 3.340 per troy ons, dengan resistensi lanjutan pada US$ 3.342 per troy ons yang merupakan posisi Moving Average (MA) 10 hari. Jika harga menembus titik ini, potensi kenaikan masih terbuka, meski relatif terbatas.

Sebaliknya, support atau titik penopang harga emas diperkirakan berada di level US$ 3.332 per troy ons. Jika harga turun menembus level ini, ada kemungkinan harga emas kembali terkoreksi menuju kisaran US$ 3.310 per troy ons.

Kondisi ini membawa dilema bagi para investor: apakah saat ini waktu yang tepat untuk menjual demi merealisasikan keuntungan, atau membeli untuk meraih potensi keuntungan lebih lanjut? Jawabannya bergantung pada pandangan terhadap pergerakan dolar AS dan perkembangan politik-fiskal di AS dalam waktu dekat.

Bagi investor jangka pendek yang mencari momentum cepat, kenaikan signifikan harga emas bisa menjadi sinyal untuk menjual sebelum koreksi terjadi. Namun bagi investor jangka panjang, emas tetap menjadi instrumen pelindung nilai yang potensial, terutama jika ketidakpastian global dan tekanan fiskal di AS berlanjut.

Kesimpulannya, harga emas sedang berada di puncak pergerakan jangka pendek dengan sentimen positif dari pelemahan dolar AS dan ketidakpastian fiskal Amerika. Namun, kewaspadaan tetap diperlukan mengingat ruang kenaikan harga yang terbatas dan potensi koreksi. Investor disarankan untuk memperhatikan perkembangan terbaru pasar global dan indikator teknikal sebagai panduan keputusan investasi mereka.

Terkini

Liga Sepak Bola Putri: Belum Siap Digelar

Kamis, 03 Juli 2025 | 11:33:45 WIB

Bansos Rp400 Ribu: Cek via BNI, Hindari Potongan

Kamis, 03 Juli 2025 | 11:37:40 WIB

Asuransi Masuk Desa

Kamis, 03 Juli 2025 | 11:42:38 WIB

BSU BPJS: Proses, Cek, dan Pencairan 2025

Kamis, 03 Juli 2025 | 11:46:57 WIB

PMUI dan Langkah Saham untuk Perluas Bisnis

Kamis, 03 Juli 2025 | 11:50:36 WIB