JAKARTA - Penunjukan pelatih sarat pengalaman, Rahmad Darmawan, sebagai nahkoda tim Liga Indonesia All-Star untuk ajang Piala Presiden 2025 menjadi langkah strategis dari Organizing Committee (OC) turnamen pramusim tersebut. Meski bukan tim yang akan berkompetisi di musim reguler Liga 1, skuad All-Star ini tetap dibentuk untuk memberikan tontonan menarik bagi pecinta sepak bola nasional.
Rahmad Darmawan, yang sudah malang melintang di dunia kepelatihan sepak bola Indonesia, mengaku siap menghadapi tantangan yang diembannya kali ini. Ia menyadari betul bahwa membentuk tim dari kumpulan pemain terbaik liga dalam waktu persiapan yang terbatas bukanlah hal mudah, apalagi di tengah padatnya jadwal pramusim klub-klub peserta Liga 1.
“Ini bukan tim yang akan mengikuti kompetisi seperti kontestan lainnya. Tapi kami akan memaksimalkan potensi yang ada. Saya optimistis kami bisa tampil baik di Piala Presiden,” ujar Rahmad Darmawan, saat dimintai keterangan usai resmi diumumkan sebagai pelatih, Senin 01 JULI 2025.
Tantangan Membentuk Kekuatan dari Ragam Klub
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pelatih yang akrab disapa Coach RD ini adalah membentuk sinergi dalam tim. Pasalnya, para pemain yang akan membela Liga Indonesia All-Star berasal dari berbagai klub yang berbeda—dengan gaya bermain, filosofi, serta tingkat kebugaran yang berbeda pula.
Meski demikian, Rahmad tidak memandang keterbatasan itu sebagai hambatan. Justru, ia melihatnya sebagai kesempatan untuk menampilkan potret ideal kolaborasi antar pemain top nasional.
“Memang, dari sisi waktu dan kekompakan tim, kami tidak bisa berharap banyak. Namun para pemain yang terpilih adalah mereka yang punya kapasitas teknis dan kedewasaan bermain yang tinggi. Mereka tahu bagaimana beradaptasi cepat,” ungkapnya.
Strategi Taktis untuk Tim Non-Kontestan Liga
Rahmad Darmawan juga menjelaskan bahwa pendekatan taktis yang ia usung akan menyesuaikan dengan karakter para pemain yang tersedia. Alih-alih memaksakan filosofi yang rumit, ia lebih memilih menerapkan skema permainan yang sederhana, efektif, namun tetap atraktif.
“Ini bukan soal mengajarkan taktik dari nol, tapi bagaimana menggabungkan kemampuan mereka yang sudah terbentuk di klub masing-masing ke dalam sistem yang solid dalam waktu singkat,” jelasnya.
Ia mengaku akan lebih fokus pada penguatan transisi, pengorganisasian pertahanan, serta penyelesaian akhir, karena menurutnya, tiga aspek tersebut akan sangat menentukan dalam pertandingan pendek seperti turnamen pramusim.
Mengangkat Gengsi Turnamen Pramusim
Kehadiran tim All-Star di Piala Presiden 2025 tak hanya menjadi penyeimbang kompetisi bagi klub-klub Liga 1, tetapi juga membawa nilai hiburan tersendiri. Kombinasi pemain bintang yang disatukan dalam satu tim diyakini bisa menarik animo masyarakat untuk menyaksikan jalannya turnamen dari awal hingga akhir.
Turnamen ini sendiri selama beberapa tahun terakhir telah menjadi barometer pramusim yang tak hanya menjajaki kesiapan klub, tetapi juga memberikan kesempatan bagi pelatih dan pemain untuk mencoba formasi serta menemukan momentum sebelum kompetisi resmi dimulai.
“Piala Presiden adalah ajang penting, dan kita harus menjaga kualitas serta gengsinya. Kehadiran tim All-Star ini bisa menjadi warna baru,” kata Rahmad.
Fokus pada Pengembangan dan Show Off Talenta Lokal
Dalam kesempatan itu, Rahmad juga menekankan bahwa salah satu tujuan dibentuknya tim All-Star adalah untuk menunjukkan kekuatan dan talenta asli Indonesia. Oleh karena itu, ia memastikan akan memberikan panggung kepada para pemain muda potensial, selama mereka memang memiliki kemampuan yang mumpuni.
“Saya akan menggabungkan pemain senior yang punya pengalaman dan pemain muda yang punya potensi besar. Ini bukan sekadar eksibisi, tetapi juga proses pembelajaran dan pembuktian,” tuturnya.
Rahmad ingin agar ajang ini menjadi inspirasi bagi pesepakbola muda di seluruh Indonesia, sekaligus memberikan motivasi tambahan bagi mereka yang bercita-cita memperkuat tim nasional suatu hari nanti.
Tanggapan Positif dari Berbagai Kalangan
Penunjukan Rahmad Darmawan mendapatkan respons positif dari berbagai pihak. Banyak pengamat dan mantan pemain yang menilai pilihan OC Piala Presiden 2025 tersebut sebagai keputusan tepat, mengingat latar belakang Rahmad yang kaya pengalaman dan dikenal mampu memotivasi pemain dalam berbagai kondisi.
Pengamat sepak bola nasional, Budi Nurjaman, menyebut bahwa kehadiran Coach RD bisa menjamin permainan kolektif yang terorganisasi meski waktu persiapan terbatas.
“Dia punya reputasi sebagai pelatih yang mampu membentuk karakter tim dalam waktu singkat. Itu sangat penting untuk tim seperti All-Star yang hanya dibentuk dalam hitungan hari,” kata Budi.
Misi Jangka Pendek, Dampak Jangka Panjang
Meski tim Liga Indonesia All-Star dibentuk hanya untuk satu turnamen, Rahmad Darmawan berharap agar semangat kolaborasi ini bisa terus hidup dalam dunia sepak bola nasional. Ia mendorong agar ke depan, format seperti ini bisa dioptimalkan tidak hanya untuk turnamen eksibisi, tetapi juga untuk pembentukan skuad elite yang bisa bersaing di ajang internasional.
“Kita bisa jadikan ini sebagai momentum untuk memperkuat ekosistem pemain top di Indonesia. Siapa tahu nanti format All-Star bisa dipakai juga untuk tim seleksi ke ajang internasional seperti ASEAN All-Star atau lainnya,” tutup Rahmad.
Dengan ditunjuknya Rahmad Darmawan sebagai pelatih tim Liga Indonesia All-Star untuk Piala Presiden 2025, publik sepak bola nasional bisa menantikan sajian pertandingan menarik dari para bintang lokal. Meskipun bukan klub reguler, namun komposisi pemain terbaik dari berbagai tim Liga 1 dipadukan dengan tangan dingin pelatih berpengalaman, menjanjikan pertandingan-pertandingan yang kompetitif, menghibur, dan inspiratif.A