Indonesia Siap Pimpin Transformasi Digital Asia Lewat Pemanfaatan AI Etis

Sabtu, 28 Juni 2025 | 11:17:02 WIB
Indonesia Siap Pimpin Transformasi Digital Asia Lewat Pemanfaatan AI Etis

JAKARTA — Indonesia menunjukkan kesiapan untuk memimpin transformasi digital di Asia melalui pemanfaatan kecerdasan artifisial (AI) yang inklusif, etis, dan berkelanjutan. Hal ini ditegaskan Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, dalam pidatonya pada ajang Asia Economic Summit yang digelar di Jakarta.

“Teknologi ini bukan lagi pilihan bagi Indonesia. Kami percaya bahwa Indonesia juga harus mengambil peran, baik melalui adaptasi maupun memimpin arah transformasi digital di kawasan kita,” ujar Meutya Hafid, dikutip dari keterangan resmi Kementerian Komunikasi dan Digital.

Pernyataan Meutya diperkuat dengan hasil laporan McKinsey yang menunjukkan bahwa 92 persen tenaga kerja terampil di Indonesia telah menggunakan teknologi generative AI. Angka ini jauh melampaui rata-rata global dan Asia Pasifik, memperlihatkan pesatnya tingkat adopsi teknologi di tanah air.

AI Jadi Pendorong Ekonomi Digital

Menurut Meutya, pesatnya penggunaan AI menjadi bukti nyata bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital nasional. “Kemajuan penggunaan AI di Indonesia sangat signifikan. Semua ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar. Dengan investasi berkelanjutan dan pengembangan talenta lokal, AI dapat menjadi pendorong utama inovasi digital, inovasi publik, dan kemajuan industri,” jelasnya.

Meutya menekankan bahwa pemerintah telah menetapkan lima sektor prioritas untuk pengembangan teknologi AI, yakni sektor kesehatan, pendidikan digital, reformasi birokrasi, kota cerdas, dan ketahanan pangan. Kelima sektor ini diarahkan untuk mendukung transformasi digital yang adil dan menyejahterakan rakyat.

Penyusunan Peta Jalan Nasional AI

Sebagai upaya konkret, pemerintah saat ini sedang menyusun Peta Jalan Nasional AI. Dokumen strategis ini digarap bersama 39 kementerian dan lembaga, akademisi, sektor swasta, serta perwakilan masyarakat sipil.

“Saat ini, pemerintah juga sedang menyusun white paper peta jalan AI sebagai dokumen rujukan dalam membentuk ekosistem dan tata kelola AI yang etis, bertanggung jawab, dan efektif,” kata Meutya.

Peta jalan tersebut diharapkan menjadi pedoman nasional untuk mengarahkan pengembangan AI secara terintegrasi dan menyeluruh, dengan mengedepankan etika, akuntabilitas, dan inklusivitas.

Kolaborasi Lintas Sektor Kunci Kesuksesan

Lebih jauh, Meutya menegaskan bahwa transformasi digital tidak bisa berjalan tanpa kerja sama yang erat dari semua pihak. Kolaborasi lintas sektor menjadi elemen kunci untuk membangun ekosistem AI yang transparan dan dapat dipercaya oleh seluruh lapisan masyarakat.

“Tata kelola AI harus menjadi dasar dari setiap langkah strategis bersama, demi membangun kepercayaan, memberdayakan, dan menciptakan peluang,” tegas Meutya.

Ia juga menekankan bahwa AI harus menjadi alat transformasi berkelanjutan yang senantiasa mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan. “AI adalah cerminan nilai dan posisi kemanusiaan, agar menjadi alat transformasi berkelanjutan, penggunaannya harus mengutamakan etika, transparansi, dan partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat,” pungkasnya.

Peluang Besar untuk Indonesia

Pengamat teknologi informasi, Dimas Nugroho, menyebut bahwa langkah pemerintah ini merupakan strategi yang tepat di tengah masifnya perkembangan AI global. “Indonesia sudah memiliki modal SDM digital yang besar. Jika difokuskan dengan tata kelola yang benar, Indonesia bisa menjadi pemimpin AI di Asia,” ujar Dimas saat dihubungi terpisah.

Dimas menilai Peta Jalan Nasional AI akan menjadi kunci penting untuk menghadapi berbagai tantangan etis dan regulasi yang muncul seiring pemanfaatan AI yang semakin luas. “Selain potensi ekonominya yang besar, kita juga harus memperhatikan aspek etika dan dampak sosial dari AI agar tidak menimbulkan kesenjangan baru,” jelasnya.

Dorong Talenta Lokal dan Investasi Teknologi

Meutya juga menekankan pentingnya pengembangan talenta lokal melalui pelatihan dan pendidikan teknologi digital sejak dini. Pemerintah berkomitmen memperkuat kerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga pelatihan untuk memperluas akses masyarakat terhadap keterampilan teknologi, khususnya AI.

“Investasi pada talenta lokal akan menjadi investasi jangka panjang yang menentukan masa depan digital Indonesia,” ungkap Meutya.

Pemerintah juga akan terus menggandeng investor nasional maupun asing untuk mempercepat pembangunan infrastruktur digital dan mendukung pengembangan teknologi AI di berbagai sektor.

Potensi Ekonomi Digital Capai USD146 Miliar

Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai USD146 miliar pada tahun 2025. Angka ini didorong oleh pesatnya adopsi teknologi digital, termasuk AI, dalam berbagai lini bisnis.

Dengan ekosistem digital yang semakin matang dan penggunaan teknologi yang inklusif, Indonesia dinilai siap menjadi pemain utama dalam ekonomi digital Asia, bahkan global.

Transparansi dan Etika Jadi Landasan Utama

Terakhir, Meutya menegaskan bahwa semua upaya transformasi digital harus tetap mengedepankan tata kelola yang baik. “Pemerintah berkomitmen memastikan AI tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan, hak asasi manusia, dan keadilan sosial,” tutupnya.

Terkini