MIND ID Gunakan Cangkang Sawit untuk Dekarbonisasi

Sabtu, 28 Juni 2025 | 08:23:11 WIB
MIND ID Gunakan Cangkang Sawit untuk Dekarbonisasi

JAKARTA – Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID, mengambil langkah strategis dalam upaya dekarbonisasi sektor tambang nasional dengan mengganti batu bara menggunakan cangkang sawit sebagai bahan bakar alternatif. Langkah ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 21,4 persen hingga 2030, sejalan dengan target Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia.

Division Head of Sustainability MIND ID, Binahidra Logiardi, menegaskan bahwa keberlanjutan bukan lagi sebatas jargon korporasi, tetapi telah menjadi arah strategis yang menuntun setiap kebijakan bisnis MIND ID ke depan. “Kami tidak hanya bicara soal peningkatan produksi dan nilai tambah mineral. Yang kami kejar adalah transformasi menyeluruh, agar industri tambang juga bisa menjadi pionir dalam menekan emisi nasional,” kata Binahidra saat ditemui di sela forum keberlanjutan di Surabaya.

Langkah ini dilakukan di tengah proyeksi melonjaknya kebutuhan energi di seluruh lingkungan Grup MIND ID. Data internal menunjukkan konsumsi energi akan naik drastis dari 48.000 terajoule (TJ) pada 2023 menjadi 266.000 TJ pada 2030, seiring ekspansi pabrik hilirisasi dan pembangunan tambang baru. Tanpa intervensi, skenario business-as-usual memperkirakan emisi GRK melonjak ke 31.060 kiloton CO₂ ekuivalen pada 2030—atau hampir delapan kali lipat dari level saat ini.

Inovasi Konkret untuk Tekan Emisi

MIND ID bersama anak usahanya telah menyiapkan berbagai inisiatif untuk mematahkan potensi kenaikan emisi tersebut. Salah satu terobosan datang dari PT Aneka Tambang Tbk (Antam) yang memanfaatkan cangkang sawit sebagai bahan bakar co-firing untuk menggantikan sebagian batu bara di pembangkit mereka. Penggunaan bahan bakar alternatif ini berhasil memangkas emisi sebesar 560 ton CO₂ per tahun.

Di sektor lain, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) juga menjalankan peralihan dari penggunaan High Speed Diesel (HSD) ke Liquefied Natural Gas (LNG) di fasilitas Baking Plant. Langkah ini mampu menurunkan emisi sekitar 3.700 ton CO₂ per tahun, sekaligus meningkatkan efisiensi energi dan menekan biaya operasional.

Selain itu, MIND ID menginisiasi konversi alat berat berbahan bakar fosil ke peralatan bertenaga listrik. Sebagai contoh, penggantian dump truck dengan bucket wheel excavator (BWE) pada operasi coal handling dapat mereduksi emisi hingga 5.200 ton CO₂ per tahun. Langkah ini sekaligus memperkuat kinerja perusahaan dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

Ekspansi Hijau di Tengah Hilirisasi

MIND ID mencatat bahwa berbagai proyek besar yang tengah berjalan, seperti pengembangan industri baterai nasional, pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur, ekspansi smelter aluminium, hingga tambang baru di Kalimantan Barat, seluruhnya dirancang dengan konsep pertambangan rendah karbon. Perusahaan menargetkan proyek-proyek ini menjadi laboratorium praktik terbaik bagi hilirisasi mineral yang ramah lingkungan.

“Kebutuhan energi untuk hilirisasi mineral tentu sangat besar. Namun, kami berkomitmen mengelola pertumbuhan konsumsi energi secara berkelanjutan dengan mengoptimalkan energi terbarukan dan teknologi rendah emisi,” tambah Binahidra.

Ia menjelaskan bahwa penggunaan cangkang sawit sebagai biomassa bukan hanya solusi jangka pendek, melainkan juga menciptakan nilai tambah bagi industri sawit nasional yang kerap mendapat sorotan negatif terkait isu lingkungan. Pemanfaatan limbah ini dapat mengurangi timbunan residu sawit, sekaligus menekan emisi dari sektor pertambangan.

Dekarbonisasi Lewat Pendekatan Alam dan Skema Perdagangan Karbon

MIND ID tidak hanya fokus pada inovasi teknologi, tetapi juga menjajaki pendekatan berbasis alam (Nature Based Solution) sebagai bagian dari upaya offset emisi. Langkah ini dilakukan melalui reforestasi, pemanfaatan Renewable Energy Certificate (REC), dan penerapan skema perdagangan karbon yang lebih luas. Pendekatan ini sejalan dengan arahan pemerintah untuk memaksimalkan potensi karbon kredit dalam mendukung pendanaan transisi energi nasional.

“Keberadaan kami di sektor ekstraktif bukan alasan untuk abai terhadap krisis iklim. Kami ingin menjadi bagian dari solusi, bukan hanya di atas kertas, tapi lewat tindakan nyata,” tegas Binahidra.

Strategi Investasi Berkelanjutan

MIND ID memastikan setiap ekspansi usaha ke depan menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dengan prioritas pada penurunan emisi, efisiensi penggunaan energi, serta perlindungan lingkungan sekitar. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan secara jangka panjang sekaligus menjaga kepercayaan investor, baik domestik maupun internasional.

Selain itu, Binahidra mengungkapkan MIND ID akan terus mendorong penerapan teknologi bersih dan inovasi proses produksi untuk mendukung target dekarbonisasi nasional. “Transformasi hijau bukan hanya tentang mengurangi emisi, tetapi juga menciptakan nilai tambah dan mendukung daya saing industri nasional,” katanya.

Kontribusi Terhadap Target Net Zero Emission

Upaya dekarbonisasi yang dijalankan MIND ID dan anak usahanya menjadi bagian penting dari kontribusi sektor industri tambang terhadap target Net Zero Emission (NZE) Indonesia pada 2060. Dengan inovasi yang berkelanjutan, MIND ID yakin dapat mengimbangi laju pertumbuhan produksi dengan pengurangan emisi yang signifikan.

Binahidra menegaskan keberhasilan transisi energi di sektor pertambangan tidak hanya akan mendukung pencapaian target NDC Indonesia, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain penting dalam rantai pasok global industri hijau, termasuk mineral kritis untuk baterai kendaraan listrik dan teknologi energi terbarukan.

Tantangan dan Harapan

Meskipun langkah-langkah konkret telah dijalankan, Binahidra mengakui bahwa tantangan utama ke depan adalah mempercepat adopsi teknologi rendah emisi di seluruh lini operasional MIND ID, termasuk mendorong kemitraan dengan pihak ketiga untuk penyediaan energi terbarukan.

Ia berharap langkah-langkah ini bisa menjadi inspirasi bagi sektor industri lain untuk ikut mengambil peran aktif dalam upaya menurunkan emisi nasional. “Kami ingin membawa sektor tambang naik kelas sebagai industri yang bertanggung jawab dan proaktif menghadapi perubahan iklim,” pungkasnya.

Terkini