JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI tetap konsisten mempertahankan suku bunga deposito dalam mata uang Rupiah hingga 3% per tahun pada Kamis 26 JUNI 2025. Di tengah kemajuan produk investasi modern, deposito perbankan yang sering dianggap sebagai produk "kuno" oleh sebagian masyarakat ternyata masih menjadi pilihan utama bagi kalangan tertentu karena dianggap sebagai instrumen simpanan yang aman, stabil, dan dijamin.
BNI memberikan suku bunga deposito yang kompetitif, dengan nominal maksimum hingga 3% untuk tenor 12 dan 24 bulan. Keputusan ini mempertahankan tren yang telah berjalan sejak awal 2025, sekaligus menjadi bentuk komitmen BNI dalam memberikan pilihan investasi berisiko rendah untuk nasabah dari berbagai segmen.
Deposito Masih Relevan di Era Keuangan Digital
- Baca Juga Bisnis Rumahan Untung Besar, Modal Minim
Meski digempur produk keuangan digital seperti reksa dana, saham, dan akun simpanan berbunga tinggi (high yield saving account), deposito tetap bertahan sebagai solusi keuangan klasik. Hal ini tak terlepas dari jaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang menjamin simpanan nasabah hingga Rp2 miliar per bank, dengan syarat suku bunga tidak melebihi batas maksimum yang ditetapkan LPS.
Produk deposito masih diminati oleh segmen masyarakat seperti pensiunan, pelaku UMKM, hingga korporasi yang menginginkan kepastian dan keamanan dana tanpa fluktuasi nilai seperti yang terjadi di pasar modal.
Rincian Suku Bunga Deposito BNI per 26 Juni 2025
BNI menetapkan suku bunga deposito tetap berdasarkan tenor waktu simpanan. Berikut adalah detailnya:
Tenor | Suku Bunga per Tahun |
---|---|
1 bulan | 2,25% |
3 bulan | 2,50% |
6 bulan | 2,75% |
12 bulan | 3,00% |
24 bulan | 3,00% |
Kebijakan ini berlaku untuk seluruh nasabah tanpa membedakan nominal simpanan, baik di bawah Rp100 juta maupun di atas Rp100 miliar. Ini menunjukkan bahwa BNI tetap menjaga inklusivitas produk keuangan mereka, tidak hanya bagi investor besar, tetapi juga deposan ritel.
Dibandingkan Bank Lain
Jika dibandingkan dengan bank-bank besar lainnya seperti BCA, Mandiri, dan BRI, suku bunga deposito BNI tergolong kompetitif. Bank Mandiri misalnya, menetapkan suku bunga antara 2,25%–2,50% untuk tenor pendek, sementara BRI tercatat memberikan suku bunga hingga 3,50% untuk simpanan tertentu. Meskipun bukan yang tertinggi, namun BNI dikenal lebih konsisten dalam menjaga stabilitas suku bunganya.
Menurut laporan resmi perusahaan, suku bunga ini efektif sejak Oktober 2022 dan masih dijaga hingga pertengahan 2025, tanpa perubahan signifikan meskipun suku bunga acuan Bank Indonesia telah mengalami beberapa penyesuaian.
Mengapa Deposito Masih Diminati?
Manager komunikasi keuangan dari salah satu media ekonomi nasional menyatakan bahwa deposito tetap menjadi pilihan karena keunggulan utamanya: rendah risiko dan jaminan dari LPS. “Banyak nasabah yang tidak mencari return tinggi, melainkan stabilitas dan kepastian dana,” ujarnya.
Selain itu, deposito juga lebih likuid daripada sebagian instrumen investasi lain seperti obligasi atau sukuk negara. Pencairan deposito dapat dilakukan kapan saja, meski dengan konsekuensi pemotongan bunga jika dilakukan sebelum jatuh tempo.
Sejumlah diskusi publik juga menyoroti bagaimana deposito menjadi alat simpanan yang efektif bagi keluarga dengan tujuan keuangan jangka menengah. Banyak yang mengkombinasikannya dengan instrumen lain seperti reksa dana pasar uang dan tabungan berjangka untuk menyusun portofolio keuangan yang seimbang.
Strategi Nasabah Mengelola Deposito
Para perencana keuangan menyarankan strategi khusus bagi pemilik deposito, yakni menyebar simpanan ke beberapa tenor untuk menghindari risiko likuiditas. Misalnya, dengan menempatkan dana dalam tenor 1 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan secara bersamaan, nasabah bisa tetap memiliki akses likuid bulanan, sembari menikmati bunga lebih tinggi di tenor lebih panjang.
Hal lain yang disarankan adalah memanfaatkan fitur ARO (Automatic Roll Over), di mana deposito otomatis diperpanjang saat jatuh tempo, sehingga bunga tetap mengalir tanpa harus repot mengulang proses administrasi.
Cara Membuka Deposito di BNI
BNI memfasilitasi pembukaan deposito melalui dua jalur, yakni datang langsung ke kantor cabang atau secara daring melalui aplikasi BNI Mobile Banking dan internet banking. Setoran awal minimum adalah Rp10 juta. Nasabah bisa memilih berbagai tenor mulai dari 1 hingga 24 bulan, sesuai dengan kebutuhan dan rencana keuangannya.
Fitur tambahan yang tersedia seperti ARO sangat membantu nasabah yang menginginkan deposito terus berputar otomatis tanpa harus diperpanjang secara manual.
Aspek Pajak dan Jaminan
Bunga deposito dikenakan pajak final sebesar 20%. Namun demikian, karena produk ini dijamin oleh LPS hingga Rp2 miliar per nasabah per bank, banyak yang tetap menganggap deposito sebagai instrumen yang paling aman untuk menyimpan dana besar.
Outlook dan Risiko Ke Depan
Suku bunga acuan Bank Indonesia saat ini berada pada level 5,50% setelah mengalami penurunan sejak awal tahun. Meskipun bunga acuan turun, bank-bank masih mempertahankan bunga deposito pada kisaran 2,25% hingga 3% karena kebutuhan likuiditas dan penyesuaian terhadap pasar dana simpanan.
Namun demikian, BI memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga lanjutan sebagai langkah mendorong ekspansi kredit dan pertumbuhan ekonomi. Jika hal ini terjadi, maka besar kemungkinan bunga deposito juga akan ikut terkoreksi.
Alternatif Investasi Lain yang Patut Dipertimbangkan
Meski deposito aman dan dijamin, investor yang memiliki toleransi risiko lebih tinggi bisa mempertimbangkan alternatif berikut:
Sukuk dan SBN (Surat Berharga Negara): memberikan imbal hasil sekitar 6–7% per tahun dengan pajak hanya 10%.
Reksa dana pasar uang: cocok untuk dana jangka pendek dengan return setara deposito dan fleksibilitas pencairan lebih tinggi.
High Yield Savings Account (HYSA): ditawarkan oleh bank digital dengan bunga hingga 4–6% per tahun, meski perlu perhatian terhadap kredibilitas institusinya.
Deposito BNI tetap menjadi pilihan simpanan menarik bagi masyarakat Indonesia yang menginginkan kepastian, stabilitas, dan keamanan. Dengan bunga hingga 3% untuk tenor tertentu dan jaminan dari LPS, produk ini masih relevan, bahkan ketika masyarakat mulai melirik berbagai alternatif investasi baru.
Namun, bagi nasabah yang menginginkan imbal hasil lebih tinggi dan siap menerima risiko fluktuasi, mempertimbangkan diversifikasi investasi adalah langkah bijak. Seperti biasa, keputusan finansial terbaik adalah yang disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan keuangan masing-masing individu.