JAKARTA - Menjadi momentum penting dalam penguatan literasi dan inklusi keuangan di kalangan pelajar. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon secara resmi meluncurkan sembilan unit Bank Mini Sekolah tingkat SMP di SMPN 1 Weru, Kabupaten Cirebon. Program ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Bulan Literasi Keuangan 2025, dengan fokus utama pada percepatan literasi dan inklusi keuangan sejak usia sekolah.
Acara peluncuran dihadiri oleh lebih dari 350 peserta, terdiri atas kepala sekolah dari berbagai SMP di Kabupaten Cirebon, perwakilan orang tua siswa, serta para pelajar. Inisiatif ini merupakan kolaborasi strategis antara OJK, institusi pendidikan, serta komunitas orang tua siswa sebagai bentuk sinergi nyata dalam mencetak generasi melek keuangan.
Tantangan Masa Depan, Solusi Hari Ini
- Baca Juga Bisnis Rumahan Untung Besar, Modal Minim
Kepala OJK Cirebon, Agus Muntholib, menekankan pentingnya literasi keuangan sebagai bekal utama generasi muda menghadapi tantangan di masa mendatang. Ia menyebutkan bahwa dalam satu dekade ke depan, para siswa saat ini akan mulai memasuki dunia kerja yang penuh kompleksitas ekonomi digital dan risiko keuangan yang tidak kecil.
“Tantangan para siswa ke depan semakin besar, dan dalam sepuluh tahun ke depan, para siswa akan memasuki dunia kerja,” ujar Agus Muntholib saat memberikan sambutan.
Menurutnya, pengenalan dunia keuangan melalui praktik sederhana seperti menabung, mengenal fungsi bank, dan memahami transaksi keuangan dasar sangat penting agar para pelajar terbiasa berpikir kritis dan bertanggung jawab terhadap keuangannya.
Fungsi dan Mekanisme Bank Mini Sekolah
Bank Mini Sekolah bukan lembaga keuangan formal, melainkan sarana edukatif berbasis sekolah yang dikelola siswa dengan pendampingan guru. Fungsi utama bank mini adalah mengajarkan siswa melakukan aktivitas perbankan sederhana, seperti menyetor uang tabungan harian, mencatat saldo, hingga memahami sistem transaksi.
Dalam pelaksanaannya, setiap siswa yang menjadi nasabah akan mendapatkan buku tabungan khusus. Dana yang disetor akan dicatat dan dikelola secara sistematis melalui pembukuan digital yang diawasi langsung oleh pihak sekolah dan didukung sistem dari mitra perbankan.
Dengan ini, siswa tidak hanya diajarkan disiplin menabung, tetapi juga mulai mengenal istilah keuangan seperti bunga, saldo, dan arus kas, serta nilai-nilai kejujuran dan transparansi dalam pengelolaan dana.
9 Bank Mini, 9 Sekolah Mitra
Peluncuran di SMPN 1 Weru menjadi pilot project untuk delapan sekolah lainnya yang tersebar di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan. Setiap sekolah akan mengelola bank mini secara mandiri dengan kurikulum dan sistem yang telah disesuaikan.
Agus Muntholib menjelaskan bahwa pemilihan sekolah mitra didasarkan pada kesiapan infrastruktur dan semangat kolaborasi yang telah ditunjukkan pihak sekolah dalam menyambut program literasi keuangan.
Dukungan Kuat dari Orang Tua dan Pihak Sekolah
Keterlibatan orang tua juga mendapat perhatian besar dalam program ini. Hadirnya perwakilan wali murid dalam kegiatan peluncuran menjadi bentuk dukungan terhadap penguatan karakter dan pengetahuan anak melalui kegiatan edukatif seperti bank mini.
Salah satu anggota komite SMPN 1 Weru menyatakan bahwa keberadaan bank mini memberikan dampak positif yang langsung terasa.
“Bank mini ini sangat membantu anak-anak untuk disiplin menabung sekaligus belajar mengelola uang mereka sendiri,” ungkapnya.
Literasi Keuangan Jadi Pilar Pendidikan Karakter
Selain mengajarkan aspek teknis keuangan, program bank mini sekolah juga sejalan dengan pendidikan karakter yang dicanangkan Kemendikbud. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya memperoleh pemahaman teori, tetapi juga menerapkannya secara langsung dalam kehidupan sekolah.
Materi yang disampaikan tidak hanya terbatas pada praktik menabung, namun juga menyentuh aspek perlindungan konsumen, penghindaran risiko pinjaman online ilegal, serta kesadaran akan keamanan data pribadi dalam aktivitas digital.
Kolaborasi dan Sinergi Multi Pihak
Program Bank Mini Sekolah merupakan implementasi langsung dari Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) yang dicanangkan oleh OJK. Dalam pelaksanaannya, OJK Cirebon bersinergi dengan sejumlah lembaga seperti Bank Indonesia Kanwil serta perbankan lokal, yang menyediakan pelatihan, sistem informasi digital, serta modul edukasi.
Bank mitra juga menyediakan pendampingan berkala kepada guru dan siswa, sehingga pengelolaan dana siswa dapat dilakukan secara profesional dan akuntabel.
Dampak Jangka Panjang dan Rencana Ke Depan
Pendidikan keuangan sejak SMP dinilai sangat strategis. Menurut para pendidik dan pakar pendidikan yang turut hadir, siswa yang mengenal konsep keuangan sejak dini memiliki kecenderungan lebih baik dalam mengelola uang saat dewasa. Mereka juga lebih siap dalam menghadapi godaan gaya hidup konsumtif dan mampu membedakan kebutuhan dengan keinginan.
Program ini akan terus diperluas ke sekolah lainnya. Menurut Kepala SMPN 1 Weru, pihaknya telah menyiapkan lab komputer untuk operasional bank mini serta sistem piket bagi siswa sebagai petugas kasir dan pencatat transaksi.
“Kami membentuk tim monitoring dan membuat laporan rutin kepada OJK untuk menjaga akuntabilitas dan konsistensi program ini,” ujarnya.
OJK Cirebon juga telah merancang evaluasi berkala dan akan menargetkan ekspansi ke lebih dari 100 sekolah di wilayah Ciayumajakuning pada 2026. Dalam tahap berikutnya, pengembangan bank mini juga akan menyasar sekolah dasar dan SMA melalui model edukasi yang telah dimodifikasi sesuai usia.
Peluncuran 9 Bank Mini Sekolah oleh OJK Cirebon di SMPN 1 Weru merupakan langkah nyata memperkuat literasi dan inklusi keuangan sejak usia dini. Dengan pendekatan praktis dan kolaboratif, program ini diharapkan melahirkan generasi muda yang melek keuangan, siap menghadapi tantangan ekonomi masa depan, serta mampu mengambil keputusan finansial secara bijak.
Kehadiran ratusan peserta dan dukungan berbagai pihak menunjukkan bahwa literasi keuangan kini tidak lagi menjadi ranah eksklusif kalangan dewasa, melainkan fondasi penting yang harus ditanamkan sedari bangku sekolah.