JAKARTA - Di kedalaman laut dingin yang menghampar di lepas pantai utara Chili, sebuah keajaiban alam tersembunyi: hutan bawah laut yang menjulang dari dasar laut dengan rumput laut merah dan hijau. Ekosistem ini bukan hanya surga bagi kehidupan laut, tetapi juga menjadi tumpuan ekonomi masyarakat pesisir serta penjaga stabilitas iklim global melalui produksi oksigen dan penyerapan karbon.
Namun, seiring waktu, keberlanjutan hutan bawah laut ini menghadapi tekanan serius akibat perubahan iklim, aktivitas industri ekstraktif, dan eksploitasi berlebihan.
Penopang Ekologi dan Sumber Karbon Alami
Hutan rumput laut seperti kelp dan huiro tumbuh di perairan dingin ini, membentuk struktur menyerupai hutan tropis di bawah laut. Vegetasi ini menjadi rumah bagi beragam biota laut, termasuk berbagai jenis ikan, invertebrata, dan organisme kecil yang tergantung pada perlindungan dari rumput laut tersebut.
Secara global, hutan rumput laut bertanggung jawab menyerap sekitar 56 juta ton karbon setiap tahun. Sebagian besar karbon yang terserap ini tersimpan di dasar laut selama ratusan bahkan ribuan tahun, menjadikannya sebagai solusi alami dalam mitigasi perubahan iklim.
Sumber Pendapatan Bagi Komunitas Pesisir
Bagi masyarakat pesisir Chili, terutama komunitas Changa di wilayah utara, hutan rumput laut bukan hanya sumber pangan tetapi juga sumber pendapatan utama. Maria Jose Espinoza, pemimpin komunitas Changa, menyampaikan:
“Sebelumnya, wilayah ini sangat kaya akan rumput laut, makanan laut, dan ikan. Kebanyakan orang di kota ini hidup dari hasil panen rumput laut.”
Sergio Gutierrez, salah satu pengumpul rumput laut tradisional, menambahkan:
“Rumput laut adalah penghidupan kami, tidak hanya untuk kami tetapi juga untuk generasi mendatang.”
Produksi rumput laut Chili telah berkembang menjadi industri penting. Negara ini dikenal sebagai salah satu eksportir utama di Amerika Selatan. Rumput laut dari Chili digunakan dalam berbagai produk, mulai dari kosmetik, pasta gigi, hingga makanan bernutrisi tinggi yang dipasarkan secara global.
Fungsi Ekologis yang Krusial
Selain berperan sebagai penyerap karbon, rumput laut juga memproduksi oksigen dan menciptakan penyangga alami yang melindungi garis pantai dari abrasi dan gelombang besar. Alejandra Gonzalez, seorang ahli biologi kelautan, menegaskan:
“Rumput laut memproduksi oksigen dan menyerap karbon dioksida. Mereka menciptakan penyimpanan karbon penting di bawah laut. Masa depan planet ini ada pada rumput laut.”
Jika hutan bawah laut ini terus menyusut, maka bukan hanya ekosistem laut yang terancam, melainkan juga fungsi ekologis penting yang menunjang kehidupan manusia.
Ancaman Serius Terhadap Keberlangsungan
Kini, hutan rumput laut di utara Chili menghadapi tantangan yang semakin besar. Berikut beberapa ancaman utama:
Pemanasan laut: Perubahan suhu laut akibat pemanasan global mengganggu pertumbuhan kelp dan menurunkan produktivitasnya.
Polusi industri: Limbah dari tambang tembaga dan litium di wilayah Atacama, serta fasilitas desalinasi, telah mencemari ekosistem laut sekitar.
Eksploitasi berlebih: Praktik seperti pengambilan rumput laut langsung dari dasar (barreteo) menyebabkan kerusakan besar dan menciptakan zona laut mati.
Penurunan global: Secara global, kelp menurun dua kali lebih cepat dibandingkan terumbu karang dan empat kali lebih cepat dari hutan hujan tropis.
Upaya Pemerintah dan Komunitas untuk Menyelamatkan Ekosistem
Pemerintah Chili telah menunjukkan komitmen untuk melestarikan ekosistem bawah laut ini. Berbagai kebijakan dan regulasi telah diluncurkan, termasuk:
Undang-Undang Benthic: Hukum ini melindungi lebih dari 50 spesies laut dan menetapkan aturan ketat terhadap eksploitasi serta pemulihan hutan rumput laut.
Moratorium panen kelp: Larangan pengumpulan kelp raksasa diperpanjang hingga 2034 guna memungkinkan regenerasi alami.
Monitoring komunitas: Kolaborasi antara ilmuwan dan nelayan lokal—seperti melalui program Reef Check—dilakukan untuk memantau kesehatan rumput laut.
Budidaya berkelanjutan: Pemerintah mendorong restocking rumput laut dengan spesies seperti Macrocystis dan Lessonia untuk menjaga pasokan tanpa merusak habitat alami.
Terobosan Teknologi dan Inovasi Ramah Lingkungan
Inovasi ilmiah juga turut berperan dalam upaya penyelamatan. Beberapa universitas di Chili telah mengembangkan proyek biophotovoltaic, yang memanfaatkan rumput laut untuk menghasilkan energi listrik bio sebagai alternatif energi terbarukan.
Selain itu, riset terbaru menunjukkan bahwa kelp Chili memiliki ketahanan lebih baik terhadap pemanasan laut dibandingkan kelp dari wilayah lain. Hal ini dimungkinkan karena pengaruh arus dingin Humboldt yang mengalir dari Antarktika.
Dukungan Sosial dan Peran Komunitas
Komunitas pesisir, seperti yang dilakukan oleh masyarakat Changa, menjadi garda terdepan dalam perlindungan hutan bawah laut. Mereka memahami bahwa pelestarian ekosistem ini bukan sekadar tentang ekonomi, tetapi juga tentang kelangsungan budaya dan identitas mereka.
Alejandra Gonzalez menegaskan urgensi pelestarian ini:
“Semua organisme laut yang hidup di dalamnya bergantung pada kelangsungan hutan ini, begitu juga manusia. Hutan ini menjaga suhu, menjadi pelindung alami pantai, dan menstabilkan seluruh ekosistem.”
Masa Depan Hutan Laut: Tantangan dan Harapan
Meskipun tekanan terus meningkat, langkah-langkah konservasi yang dilakukan Chili menjadi model positif bagi dunia. Ke depan, tantangan utama adalah:
Menyeimbangkan kebutuhan ekonomi dan pelestarian alam.
Meningkatkan dukungan riset dan pemantauan jangka panjang.
Mempercepat pengembangan teknologi ramah lingkungan.
Meningkatkan partisipasi masyarakat pesisir dalam perumusan kebijakan lingkungan.
Hutan bawah laut di utara Chili adalah keajaiban alam yang memiliki peran penting bagi lingkungan global. Sebagai penyimpan karbon alami, penghasil oksigen, habitat biota laut, dan pelindung garis pantai, kelestariannya harus dijaga dengan serius.
Melalui sinergi antara kebijakan pemerintah, dukungan ilmiah, inovasi teknologi, dan keterlibatan komunitas lokal, Chili telah menunjukkan langkah nyata dalam menyelamatkan ekosistem bawah lautnya. Hutan rumput laut ini bukan hanya warisan ekologi, tetapi juga fondasi kehidupan yang harus dijaga untuk masa depan bumi.