Semen Indonesia Andalkan Energi Surya untuk Efisiensi dan Kurangi Emisi

Kamis, 26 Juni 2025 | 07:55:23 WIB
Semen Indonesia Andalkan Energi Surya untuk Efisiensi dan Kurangi Emisi

JAKARTA — PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) mempercepat transisi energi hijau dengan mengadopsi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di seluruh lini operasional perusahaan. Upaya ini tak hanya memperkuat komitmen SIG terhadap energi baru terbarukan (EBT), tetapi juga membawa manfaat ganda berupa penghematan energi dan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK).

Direktur Utama SIG, Indrieffouny Indra, menyatakan bahwa pemanfaatan energi surya merupakan langkah konkret perusahaan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap energi berbasis fosil.

“Penggunaan sumber energi alternatif ini tidak hanya membantu perusahaan mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK), tetapi juga berdampak positif pada efisiensi biaya konsumsi listrik,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta.

Panel Surya Skala Industri di Pabrik Tuban

Implementasi PLTS terbesar di lingkungan SIG saat ini dilakukan di Pabrik Tuban, Jawa Timur, yang dikelola anak perusahaan, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI). Pada November 2024, instalasi panel surya berkapasitas 6,4 megawatt peak (MWp) di sepuluh atap bangunan utama pabrik tersebut resmi beroperasi secara komersial (commercial operation date).

Dengan tambahan kapasitas ini, total kemampuan pembangkit energi surya di lingkungan Grup SIG melonjak drastis—naik enam kali lipat dibanding tahun 2023, dari hanya 0,12 MWp menjadi 6,5 MWp.

Lokasi Pabrik Tuban dinilai strategis karena berada di wilayah dengan intensitas radiasi matahari cukup tinggi, yaitu sekitar 5,4 kWh/m²/hari, melebihi rata-rata nasional. Hal ini menjadikan penggunaan panel surya semakin optimal dan efisien.

Energi Surya Hemat Listrik dan Kurangi Emisi

PLTS atap di Pabrik Tuban terhubung langsung dengan sistem kelistrikan internal pabrik (on-grid connected rooftop PV system), dan beroperasi paralel dengan pasokan listrik dari PLN. Energi yang dihasilkan digunakan untuk mendukung operasional pabrik, fasilitas kantor, serta sarana penunjang lainnya.

Selama 2024, energi listrik dari PLTS SIG telah mencapai 1.726 MWh, dan mampu berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon sebesar 1.450.260 kg CO₂. Capaian ini menunjukkan bahwa penerapan PLTS bukan sekadar simbolis, melainkan berdampak signifikan terhadap upaya dekarbonisasi industri semen.

“Penggunaan energi surya merupakan bukti konkret komitmen SIG dalam transisi menuju EBT ramah lingkungan demi mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” tegas Indrieffouny.

Roadmap Keberlanjutan hingga 2030

Langkah strategis ini menjadi bagian dari Sustainability Roadmap 2030 yang disusun SIG. Roadmap ini mengatur arah kebijakan perusahaan menuju pengelolaan sumber daya alam secara bertanggung jawab dan efisien, sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

“SIG siap memimpin transformasi industri menuju ekonomi hijau yang menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan aspek lingkungan dan sosial,” tambah Indrieffouny.

Investasi Jangka Panjang untuk Generasi Mendatang

Direktur Utama PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI), Asri Mukhtar, menegaskan bahwa pengembangan PLTS merupakan bentuk investasi strategis jangka panjang. Ia meyakini bahwa energi surya tidak hanya relevan untuk masa kini, tetapi juga penting bagi kelangsungan hidup generasi mendatang.

“Energi surya adalah investasi jangka panjang demi menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” ujar Asri Mukhtar.

Lebih lanjut, Asri menyatakan bahwa SBI secara konsisten menjalankan praktik operasional yang bertanggung jawab dan mendukung agenda global pengurangan emisi karbon.

“SBI secara konsisten menerapkan praktik operasi yang bertanggung jawab sejalan dengan target dekarbonisasi perusahaan serta sebagai kontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),” katanya.

Transisi Energi Industri Semen

Sektor industri semen dikenal sebagai salah satu penyumbang emisi karbon terbesar akibat proses pembakarannya yang intensif dan penggunaan energi dalam jumlah besar. Oleh karena itu, transformasi energi melalui EBT seperti energi surya menjadi langkah penting untuk menekan emisi dan menjaga keberlanjutan industri.

SIG dan anak perusahaannya secara bertahap menerapkan pendekatan green industry, mulai dari efisiensi energi, penggunaan bahan bakar alternatif, pemanfaatan teknologi bersih, hingga pengelolaan limbah secara berkelanjutan.

Komitmen Menuju Net Zero Emission

Dengan langkah-langkah tersebut, SIG turut mendukung target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Penggunaan PLTS di lingkungan perusahaan tidak hanya menjadi kontribusi terhadap target nasional, tetapi juga bagian dari tanggung jawab korporasi secara global.

Tak hanya itu, transformasi ini juga menciptakan peluang bagi efisiensi operasional dan meningkatkan daya saing perusahaan di pasar internasional, terutama dalam era ekonomi hijau yang makin mendominasi kebijakan perdagangan global.

Potensi Pengembangan PLTS di Pabrik Lain

Keberhasilan implementasi PLTS atap di Pabrik Tuban menjadi model yang bisa direplikasi di fasilitas-fasilitas produksi SIG lainnya, baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa. Dengan potensi sinar matahari yang melimpah di banyak wilayah Indonesia, pengembangan PLTS menjadi salah satu inisiatif paling realistis dan berbiaya kompetitif dalam mendukung transisi energi industri.

SIG juga terus menjajaki peluang kerja sama dengan pihak ketiga, termasuk penyedia teknologi dan perusahaan energi terbarukan, guna memperluas jangkauan implementasi PLTS dan EBT lainnya.

Terkini