JAKARTA - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan bahwa nilai investasi dari China di proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) hampir mencapai Rp 70 triliun. Angka ini menjadi indikator kuat kepercayaan investor China terhadap prospek pengembangan IKN sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi baru Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah Indonesia terus berupaya memperkuat hubungan bilateral dan melakukan pembahasan intensif terkait kelanjutan serta perluasan kerja sama investasi antara Indonesia dan China.
Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuldjono, menjelaskan secara rinci bahwa nilai investasi China saat ini mencapai sekitar Rp 68,4 triliun. Sebagian besar investasi tersebut masuk melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang menitikberatkan pada pembangunan sejumlah proyek strategis, antara lain sektor perumahan, Moda Transportasi Unik Terpadu (MUT), serta infrastruktur jalan yang sangat vital bagi kelancaran mobilitas dan konektivitas di IKN.
Investasi China Dominan dalam Pembangunan Infrastruktur IKN
Basuki Hadimuldjono memaparkan, investasi China yang hampir menyentuh Rp 70 triliun tersebut didominasi oleh proyek-proyek infrastruktur yang menggunakan model KPBU. Skema KPBU merupakan mekanisme pembiayaan yang melibatkan sinergi antara pemerintah dan pihak swasta atau badan usaha dalam membangun proyek strategis nasional. Dengan melibatkan investasi dari China, proyek infrastruktur di IKN diproyeksikan dapat berjalan lebih cepat dan efisien.
“Sektor perumahan menjadi salah satu fokus investasi China melalui KPBU, selain itu Moda Unik Terpadu (MUT) yang merupakan sistem transportasi canggih dan terintegrasi juga mendapatkan porsi signifikan dari investasi tersebut. Tidak kalah penting adalah pembangunan jalan yang menghubungkan berbagai kawasan di IKN demi menunjang mobilitas dan aktivitas ekonomi,” ujar Basuki saat konferensi pers, Selasa 03 JUNI 2025.
Sinergi Indonesia-China di Tengah Upaya Pemindahan Ibu Kota
Pemindahan ibu kota ke Nusantara merupakan salah satu proyek strategis nasional yang bertujuan mengurai kemacetan dan ketimpangan pembangunan yang selama ini terpusat di Pulau Jawa. Investasi asing, khususnya dari China, memegang peranan penting dalam membiayai dan mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung IKN.
Hubungan bilateral antara Indonesia dan China yang sudah terjalin erat selama ini diperkuat kembali melalui forum-forum dialog investasi dan kunjungan pejabat tinggi kedua negara. Pemerintah menilai perluasan investasi China tidak hanya sebagai penopang pembiayaan, tetapi juga sebagai bagian dari kerja sama strategis yang saling menguntungkan.
Komitmen Pemerintah dalam Meningkatkan Investasi
Basuki menegaskan, pemerintah terus mendorong iklim investasi yang kondusif dengan memberikan kemudahan regulasi dan pelayanan terpadu melalui Otorita IKN. “Kami memastikan proses perizinan dan fasilitasi investasi berjalan cepat dan transparan agar para investor, khususnya dari China, dapat berkontribusi maksimal dalam pembangunan IKN,” ujarnya.
Selain itu, pemerintah juga melakukan berbagai langkah strategis seperti penyederhanaan prosedur, pemberian insentif fiskal, serta peningkatan keamanan investasi agar investor asing merasa aman dan nyaman menanamkan modal di Indonesia.
Potensi Investasi China dalam Proyek IKN
Proyek IKN yang sedang dibangun di Kalimantan Timur menawarkan berbagai peluang investasi menarik yang tidak hanya terbatas pada infrastruktur dasar. Investasi China juga mencakup sektor teknologi, energi terbarukan, dan pengembangan kawasan industri yang diharapkan dapat mendukung ekonomi hijau dan keberlanjutan.
Moda Unik Terpadu (MUT) misalnya, merupakan sistem transportasi inovatif yang akan mengintegrasikan berbagai moda transportasi mulai dari kereta ringan, bus listrik, hingga transportasi berbasis teknologi tinggi lainnya. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah membangun kota pintar yang ramah lingkungan.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun nilai investasi sudah sangat signifikan, proyek IKN juga menghadapi sejumlah tantangan mulai dari aspek teknis, lingkungan, hingga koordinasi lintas lembaga. Namun, Basuki optimistis dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat, daerah, serta sinergi kuat dengan investor asing seperti China, pembangunan IKN akan selesai sesuai target dan memberikan manfaat maksimal bagi bangsa Indonesia.
“Pembangunan IKN bukan hanya proyek fisik, tapi juga proyek strategis yang menuntut kolaborasi dan komitmen dari berbagai pihak,” katanya.
Peran Otorita IKN sebagai Pengelola
Sebagai lembaga yang diberi mandat mengelola pembangunan dan pengembangan IKN, Otorita IKN bertugas mengkoordinasikan berbagai aspek pembangunan, mulai dari infrastruktur fisik hingga investasi dan regulasi. Keberhasilan menarik investasi besar seperti dari China ini menjadi bukti efektivitas peran Otorita IKN dalam memfasilitasi dan mengelola pembangunan.
“Ke depannya, Otorita IKN akan terus memperluas kerja sama dengan berbagai negara dan investor untuk mempercepat transformasi Nusantara menjadi ibu kota modern dan berkelanjutan,” tambah Basuki.
Dampak Positif Investasi bagi Perekonomian Lokal dan Nasional
Investasi China di IKN diharapkan dapat memberikan dampak positif yang luas, tidak hanya bagi pembangunan fisik kota baru tetapi juga bagi perekonomian lokal di Kalimantan Timur dan nasional secara keseluruhan. Dengan masuknya modal besar dan teknologi canggih, akan tercipta lapangan kerja baru, peningkatan pendapatan masyarakat, serta pertumbuhan sektor industri dan jasa.
Nilai investasi China yang hampir menembus Rp 70 triliun menjadi salah satu pilar utama dalam mempercepat pembangunan Ibu Kota Nusantara. Pemerintah Indonesia melalui Otorita IKN terus memperkuat hubungan bilateral dan berupaya memperluas kerja sama dengan berbagai investor asing, khususnya China, untuk mewujudkan visi IKN sebagai ibu kota masa depan yang modern, terintegrasi, dan berkelanjutan.