Peluang Emiten EBT Meningkat, Pemerintah Lelang 10 WKP dan 11 PSPE Panas Bumi di Tahun 2025

Selasa, 27 Mei 2025 | 09:09:36 WIB
Peluang Emiten EBT Meningkat, Pemerintah Lelang 10 WKP dan 11 PSPE Panas Bumi di Tahun 2025

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan akan kembali melelang proyek panas bumi dalam upaya mempercepat pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia. Tahun ini, sebanyak 10 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan 11 Wilayah Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE) akan dilelang. Kegiatan ini disebut sebagai bagian dari strategi nasional untuk mendorong bauran energi bersih dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Proses lelang WKP akan dilakukan melalui platform digital Genesis (Geothermal Energy Information System), yang dirancang untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, dan kemudahan akses informasi dalam investasi panas bumi.

Langkah ini menjadi angin segar bagi emiten pengembang energi terbarukan, khususnya di sektor panas bumi, yang selama ini menunggu kepastian proyek dari pemerintah. Sejumlah analis dan pelaku industri menilai bahwa niat pemerintah ini merupakan sinyal positif yang akan mendorong minat investasi, sekaligus membuka peluang besar bagi perusahaan-perusahaan publik yang memiliki kompetensi di sektor EBT.

Pemerintah Serius Kembangkan Potensi Geotermal

Indonesia dikenal sebagai negara dengan potensi panas bumi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat, dengan cadangan yang diperkirakan mencapai lebih dari 28.000 megawatt (MW). Namun, hingga saat ini, pemanfaatannya baru menyentuh kisaran 2.300 MW atau kurang dari 10 persen dari total potensi yang ada.

Kementerian ESDM menargetkan agar pemanfaatan panas bumi meningkat signifikan dalam 10 hingga 15 tahun ke depan. Salah satu strategi utamanya adalah dengan memperluas wilayah kerja panas bumi melalui mekanisme lelang terbuka dan penugasan survei pendahuluan kepada badan usaha yang memenuhi syarat.

“Kami akan melelang 10 WKP dan 11 PSPE tahun ini. Ini merupakan langkah konkret untuk meningkatkan kontribusi geotermal dalam bauran energi nasional,” kata perwakilan Kementerian ESDM dalam pengumuman resmi, Senin 26 MEI 2025.

Platform Genesis: Inovasi Lelang Digital untuk Geotermal

Lelang WKP kali ini akan dilaksanakan melalui platform Genesis, sebuah sistem digital yang dikembangkan untuk mendukung proses penyediaan informasi, pendaftaran, dan evaluasi peserta secara transparan dan berbasis teknologi informasi. Genesis diyakini akan mempercepat proses perizinan dan meningkatkan partisipasi investor, baik domestik maupun asing.

Melalui sistem ini, badan usaha dapat mengakses data teknis dan non-teknis, mengikuti proses evaluasi kelayakan, serta memantau perkembangan status lelang secara real-time. Inisiatif ini dianggap sebagai bagian dari transformasi digital di sektor ESDM, yang selama ini dikenal kompleks dan memerlukan proses birokrasi yang panjang.

Peluang Emas bagi Emiten EBT

Rencana pelelangan proyek geotermal ini disambut positif oleh emiten-emiten pengembang EBT di Bursa Efek Indonesia. Sejumlah perusahaan seperti PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, PT Supreme Energy, PT Star Energy Geothermal, dan anak usaha BUMN lainnya, telah menunjukkan ketertarikan untuk berpartisipasi dalam lelang ini.

Menurut analis pasar modal, sektor panas bumi merupakan salah satu sektor yang memiliki fundamental kuat dalam jangka panjang, seiring dengan kebijakan energi hijau yang semakin ditekankan oleh pemerintah.

“Kebijakan ini berpotensi menjadi katalis positif bagi saham-saham EBT, terutama perusahaan yang fokus pada pengembangan panas bumi. Apalagi jika proyek berjalan lancar, maka ini akan berdampak langsung terhadap pendapatan dan valuasi perusahaan ke depan,” ujar seorang analis dari perusahaan sekuritas nasional.

Selain itu, insentif fiskal seperti tax holiday, jaminan harga jual listrik (feed-in tariff), dan kemudahan perizinan menjadi daya tarik tambahan bagi pelaku industri untuk terlibat aktif dalam proyek-proyek ini.

Tantangan Pengembangan Panas Bumi Masih Besar

Meski potensi besar dan dukungan regulasi telah tersedia, pengembangan panas bumi masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah tingginya biaya eksplorasi awal, serta tingkat risiko geologi yang tinggi. Proses pengeboran sumur eksplorasi dapat menelan biaya hingga puluhan juta dolar AS, dengan kemungkinan kegagalan yang tetap tinggi.

Selain itu, faktor sosial dan lingkungan juga menjadi perhatian. Beberapa proyek panas bumi di masa lalu menghadapi penolakan dari masyarakat lokal karena kekhawatiran terhadap dampak lingkungan dan potensi gangguan terhadap kawasan konservasi atau adat.

Pemerintah menyadari hal tersebut dan menyatakan akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah serta masyarakat adat untuk memastikan bahwa proyek-proyek geotermal berjalan sesuai prinsip keberlanjutan.

“Kami tidak hanya mengejar target energi bersih, tetapi juga memastikan bahwa proyek berjalan dengan memperhatikan aspek sosial dan lingkungan,” jelas pejabat Kementerian ESDM dalam keterangannya.

Perlu Kolaborasi Multi-Pihak

Pengembangan panas bumi membutuhkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat. Selain dukungan regulasi dan infrastruktur, dibutuhkan pula inovasi teknologi dan riset eksplorasi yang lebih efisien agar risiko bisa ditekan dan biaya dapat dikendalikan.

Pemerintah juga mendorong keterlibatan investor asing yang memiliki teknologi dan pengalaman di bidang geotermal untuk menjalin kerja sama dengan pelaku industri nasional. Dalam jangka panjang, hal ini diharapkan akan meningkatkan kapasitas dalam negeri serta mempercepat pencapaian target nasional dalam sektor EBT.

Dampak Langsung pada Ketahanan Energi dan Ekonomi

Jika pelelangan WKP dan PSPE berjalan lancar dan menghasilkan proyek yang dapat dikembangkan hingga tahap produksi, maka Indonesia akan mendapatkan manfaat strategis jangka panjang. Energi panas bumi merupakan sumber energi bersih, stabil, dan dapat diandalkan, sehingga dapat menopang ketahanan energi nasional, terutama untuk wilayah-wilayah terpencil yang tidak terjangkau jaringan listrik konvensional.

Selain itu, proyek-proyek ini akan menyerap tenaga kerja, membuka peluang bisnis lokal, serta meningkatkan pendapatan daerah melalui bagi hasil dan pajak.

Lelang 10 Wilayah Kerja Panas Bumi dan 11 Wilayah Penugasan Survei oleh Kementerian ESDM menandai komitmen pemerintah untuk mengakselerasi transisi energi di Indonesia. Bagi emiten EBT, ini adalah peluang besar untuk memperluas portofolio bisnis dan memperkuat posisi sebagai pionir dalam sektor energi hijau.

Dengan dukungan teknologi digital melalui platform Genesis, diharapkan proses lelang menjadi lebih transparan, cepat, dan inklusif. Ke depan, keberhasilan program ini akan sangat menentukan arah masa depan Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan krisis energi global. Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat harus bersinergi agar sumber daya panas bumi yang melimpah ini bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan nasional dan kesejahteraan rakyat.

Terkini