Stabilitas Porsi Angsuran KPR Terhadap Total Angsuran Nasional dalam Empat Tahun Terakhir, Catatan OJK

Senin, 26 Mei 2025 | 10:54:36 WIB
Stabilitas Porsi Angsuran KPR Terhadap Total Angsuran Nasional dalam Empat Tahun Terakhir, Catatan OJK

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa porsi angsuran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terhadap total angsuran nasional tetap stabil di kisaran 10 persen selama empat tahun terakhir. Data per Maret 2025 menunjukkan porsi angsuran KPR terhadap total angsuran nasional sebesar 10,16 persen, sebuah indikasi kuat bahwa sektor properti masih menjadi salah satu pilar utama dalam pembiayaan rumah tangga di Indonesia.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menegaskan bahwa keberlanjutan porsi tersebut menunjukkan stabilitas dan pertumbuhan yang sehat pada sektor KPR di tengah dinamika ekonomi nasional yang terus berubah. “Porsi angsuran KPR terhadap total angsuran nasional tetap konsisten di angka 10 persen lebih, tepatnya 10,16 persen pada Maret 2025,” ujar Dian dalam jawaban tertulisnya di Jakarta, Senin.

Penyumbang Utama Angsuran KPR

Menurut Dian, angsuran KPR terbesar berasal dari rumah dengan tipe 22 hingga 70 serta rumah dengan tipe di atas 70. Keduanya memberikan kontribusi signifikan terhadap keseluruhan porsi angsuran KPR yang ada di pasar.

“Penyumbang angsuran KPR terbesar adalah angsuran pemilikan rumah jenis 22 s.d. 70 yang mencapai porsi 60,27 persen dari total angsuran KPR. Selanjutnya, angsuran pemilikan rumah jenis di atas 70 menyumbang 28,96 persen dari total angsuran KPR,” jelas Dian.

Kedua kategori rumah ini tidak hanya menjadi yang terbesar dalam porsi angsuran, tetapi juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi, yang turut mendorong laju pertumbuhan KPR secara keseluruhan di Indonesia.

Tren Pertumbuhan KPR dan Implikasinya

Stabilitas porsi angsuran KPR terhadap total angsuran nasional selama empat tahun terakhir merefleksikan permintaan konsisten dari masyarakat terhadap pembiayaan perumahan. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa KPR tetap menjadi instrumen utama bagi masyarakat dalam mewujudkan kepemilikan rumah.

Dian juga menambahkan bahwa jenis rumah yang menjadi fokus utama KPR, yakni tipe 22 hingga 70 dan di atas 70, mewakili segmen pasar yang luas, mulai dari rumah sederhana sampai rumah menengah ke atas. Hal ini menunjukkan bahwa KPR tidak hanya menarik bagi segmen tertentu saja, tetapi juga merata di berbagai kalangan masyarakat.

“Pertumbuhan KPR yang didorong oleh kedua segmen rumah tersebut menunjukkan keberlanjutan sektor properti yang stabil dan mendukung pertumbuhan ekonomi domestik,” tambah Dian.

KPR sebagai Pilar Penting Pembiayaan Perumahan

KPR merupakan salah satu instrumen pembiayaan yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia untuk memiliki rumah. Dengan besaran porsi angsuran yang stabil di angka 10 persen terhadap total angsuran nasional, KPR menunjukkan peranannya yang signifikan dalam mendukung sektor properti dan juga ekonomi secara umum.

Stabilitas ini juga dapat diartikan bahwa masyarakat masih memiliki kepercayaan tinggi dalam mengambil kredit perumahan, yang berdampak positif pada pertumbuhan sektor properti dan industri terkait lainnya seperti konstruksi, bahan bangunan, dan jasa properti.

Tantangan dan Prospek KPR di Masa Depan

Meski menunjukkan tren stabil, pengembangan sektor KPR tetap menghadapi sejumlah tantangan, termasuk fluktuasi suku bunga, daya beli masyarakat, serta regulasi yang mempengaruhi kemudahan dan ketersediaan kredit perumahan.

Dian menegaskan bahwa OJK akan terus memantau dan mengatur sektor perbankan khususnya pembiayaan perumahan agar tetap sehat dan berkelanjutan. “Kami berkomitmen memastikan bahwa pertumbuhan KPR tetap pada jalur yang tepat dan mendukung tujuan pemerataan kepemilikan rumah di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Data OJK tentang porsi angsuran KPR terhadap total angsuran nasional yang konsisten berada di kisaran 10 persen selama empat tahun terakhir, serta dominasi tipe rumah 22 hingga 70 dan di atas 70 sebagai penyumbang utama, memperlihatkan bahwa sektor pembiayaan perumahan Indonesia berada dalam kondisi yang sehat dan stabil.

Keberlanjutan tren ini menjadi indikator positif tidak hanya bagi industri perbankan, tetapi juga bagi ekonomi nasional secara umum, mengingat sektor properti merupakan salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

Dengan dukungan regulasi yang tepat dan kondisi ekonomi yang kondusif, prospek pertumbuhan KPR diyakini akan tetap positif, membantu masyarakat mewujudkan impian memiliki rumah sendiri serta mendukung pembangunan ekonomi nasional.

Dian Ediana Rae mengingatkan bahwa “Penting bagi semua pemangku kepentingan untuk terus bersinergi dalam menjaga pertumbuhan sektor ini agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan perekonomian Indonesia.”

Terkini